Mengapa Kemunculan Oarfish Sering Dikaitkan dengan Adanya Bencana?

– Oarfish (Regalecidae) adalah salah satu spesies ikan yang hidup di laut dalam dan jarang terlihat oleh manusia.

(7/9/2024).

Namun, terkadang oarfish juga hidup pada kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan. Inilah salah satu alasan mengapa oarfish tidak kerap dilihat manusia.

Seperti hewan lain di zona ini, oarfish berenang ke permukaan pada malam hari untuk mencari makanan sebelum kembali ke tempat yang aman di laut dalam pada siang hari.

Dalam kasus yang jarang terjadi, ketika oarfish terlihat di perairan dangkal, mereka biasanya sakit, sekarat atau terperangkap dalam arus yang kuat.

Kendati demikian, banyak orang meyakini kemunculan oarfish sebagai tanda bencana alam, seperti gempa.


Lantas, mengapa kemunculan oarfish kerap dikaitkan dengan adanya bencana?

Mengapa oarfish dikaitkan dengan adanya bencana?

Menurut mitos Jepang, kemunculan oarfish di suatu wilayah menandakan bahwa gempa akan segera terjadi.

Dalam legenda tradisional Jepang, oarfish dikenal sebagai “ryugu no tsukai” yang berarti pembawa pesan dari istana dewa naga laut.

Orang-orang percaya, oarfish akan muncul dari dalam laut untuk memperingatkan warga ketika akan terjadi gempa Bumi.

Mitos ini sempat menghebohkan pada 2011 ketika 20 ekor oarfish terdampar di pantai pada bulan-bulan sebelum Jepang diguncang gempa dahsyat.

Meskipun tidak ada bukti yang mendukung hubungan antara penampakan oarfish dan gempa Bumi, tetapi pada Agustus 2024, para perenang snorkel menemukan oarfish di California.

Ikan ini ditemukan dua hari sebelum gempa melanda negara bagian di Amerika Serikat (AS) itu. Meski demikian, para ilmuwan percaya bahwa ini hanya kebetulan.

(27/7/2023).

“Saya percaya ikan ini cenderung naik ke permukaan saat kondisi fisiknya buruk dengan menunggangi arus air. Itu sebabnya mereka sering ditemukan dalam kondisi mati,” tambahnya.

Selain itu, riset yang dilakukan peneliti dari Tokai University di Jepang menyimpulkan, tidak ada kaitan antara penampakan oarfish dengan bencana alam.

pada Juni 2019.

Para peneliti menelaah 363 kemunculan oarfish dan tujuh spesies ikan laut dalam lainnya yang diyakini terkait dengan gempa sejak 1928.

Mereka juga memeriksa 221 gempa bermagnitudo 6 atau lebih yang terjadi pada periode waktu yang sama.

Tim peneliti hanya menemukan satu gempa yang terjadi dalam waktu satu bulan setelah kemunculan oarfish, yaitu sebuah gempa yang terjadi pada Juli 2007.

Ciri-ciri oarfish

Dikenal sebagai raja ikan haring atau ikan pita, oarfish adalah ikan bertulang terpanjang di dunia. Ikan ini juga memiliki mata besar dan duri merah yang menonjol membentuk mahkota.

Spesies ini memiliki panjang sekitar 3 meter dan dapat tumbuh hingga 11 meter. Ini sekitar dua kali lebih panjang dari tinggi jerapa.

Secara ekologis, oarfish memakan plankton serta organisme kecil lainnya. Meski berukuran besar, ikan ini tidak membahayakan manusia.

Berdasarkan anatominya, oarfish memiliki sirip punggung yang memanjang dari atas mata besar hingga sepanjang tubuh.

Dari sekitar 400 sirip, 10-13 sirip pertama membentuk jambul merah. Sirip perutnya juga memanjang dengan hiasan serupa.

Selain itu, ikan dari laut dalam ini memiliki mulut kecil dan menonjol tanpa gigi, tubuhnya tanpa sisik, serta dilapisi kulit keperakan yang mudah terkikis.

Oarfish tidak memiliki kantung gas, dengan jumlah sisir insang yang bervariasi, dan tubuhnya dihiasi garis-garis biru hingga hitam, serta bintik-bintik gelap.

Meskipun mitos tentang oarfish masih dipercaya oleh sebagian masyarakat, para ilmuwan terus berusaha menguak rahasia ikan ini serta perannya dalam ekosistem laut dalam.

Hingga kini, belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan kemunculan oarfish dengan prediksi bencana seperti gempa atau tsunami.

Related posts