Mengapa Gempa Myanmar Deras Hingga Membuat Kerusakan Besar di Thailand yang Jauh 1.300 Km?

Gempa hebat dengan intensitas lebih dari 7 skala Richter menggetarkan Myanmar. Dampaknya tidak hanya dirasakan di lokasi utama, tetapi juga beberapa negara lainnya, termasuk Thailand yang menjadi salah satu yang paling terpengaruh.

Jarak diantara Myanmar dan Thailand kurang lebih 823 mil atau melebihi 1.300 km.

Mengapa dampak gempa bumi tersebut juga sangat terasa di Thailand meskipun lokasinya cukup jauh dari titik pusat guncangan di Myanmar?

Kepala BMKG serta Kepala Bidang Tsunami dari BMKG, Daryono, menyampaikan analisisnya tentang masalah itu. Poin utamanya adalah Efek Periode Gelombang Panjang (Long Vibration Period).

“Kenapa Bangkok yang berada cukup jauh dapat terpengaruh akibat guncangan dari gempa Myanmar? Ini diketahui sebagai Efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period), yakni gelombang gempa dengan asal jauh akan ditanggapi oleh tanah lembut.” ujar Daryono saat hari Jumat, 28 Maret.

“Bekas endapan lapisan tanah lembut yang tebal di Bangkok bisa bergetar akibat guncangan gempa jauh dan menciptakan fenomena resonansi yang dapat mengancam struktur bangunan bertingkat,” tambahnya.

Gempa bumi yang tercatat oleh BMKG di Myanmar memiliki kekuatan 7,6 Magnitudo dan 7,2 Magnitudo. Getaran dari gempa tersebut mengakibatkan kerusakan pada banyak gedung pencakar langit di Bangkok.

Daryono menyatakan bahwa situasi yang terjadi di Myanmar dan Thailand mirip dengan sejarah berulang di Michoacan, Meksiko.

“Pada tahun 1985, sebuah gempa besar dengan magnitudo 8,1 M mengguncang zona subduksi Cocos dan pusatnya ada di tepi pantai Michoacan, Meksiko. Walaupun titik hipocenter dari gempa tersebut berjarak sekitar 350 kilometer dari ibu kota Meksiko, namun kerusakan parah tetap saja terjadi di Mexico City,” ungkapnya.

Mayoritas dari sekitar 9.500 orang yang tewas berada di Mexico City, tempat yang didirikan di lahan basah bekas pengurugan tanah.

Related posts