Langit Indonesia sekali lagi menyaksikan kehadiran maskapai baru yang memiliki ambisi besar. Setelah BBN Airlines Indonesia berhenti dari semua operasional penumpangnya hanya dalam waktu lima bulan sejak dimulainya aktivitas terbangnya, saat ini kita melihat adanya dua perusahaan penerbangan baru yaitu Indonesia Airlines dan Fly Jaya.
Kedua perusahaan penerbangan ini menyimpan harapan serta pendekatan baru, akan tetapi pertanyaan utamanya masih terbuka — bisakah mereka bertahan hidup, atau malah mengalami nasib serupa seperti BBN Airlines?
Pelajaran Valuable dari BNN Airlines Indonesia
PT BBN Airlines Indonesia, bagian dari Grup Avia Solutions asal Irlandia, tampil dengan tujuan mulia untuk mengambil posisi dominan dalam lanskap penerbangan nusantara. Menggunakan pesawat terkini serta fasilitas berkualitas tinggi, mereka bertujuan untuk mendapatkan minat para penumpang meski di lingkungan kompetisi sengit tersebut.
Sayang sekali, impian tersebut harus berakhir dengan cepat. Karena tingkat pengisisan penumpang (load factor) yang relatif rendah — sekitar 50% dari bulan November 2024 sampai Januari 2025 — BBN Airlines mengalami kesulitan untuk bersaing di pasar lokal yang telah dipadati oleh banyak peserta.
Salah satu alasan pokok dari kegagalannya adalah kurangnya perbedaan dalam pelayanannya. Rute-rute yang ditawarkan, misalnya Jakarta-Denpasar, Jakarta-Pontianak, serta Jakarta-Surabaya, telah dikuasai oleh maskapai nasional besar yang memiliki nama baik dan basis pelanggan setia.
BNB Airlines tiba-tiba masuk tanpa memiliki kelebihan signifikan di berbagai aspek seperti biaya, kenyamanan, atau fasilitas ekstra. Karena itu, perusahaan tersebut gagal menggaet minat konsumen secara luas sehingga tak dapat menjaga kelangsungan usaha dengan efektif.
Di samping itu, pendekatan jaringan BBN Airlines belum sesuai. Perusahaan tersebut memutuskan untuk bertarung secara langsung melawan perusahaan penerbangan utama sebelum mendirikan lini pelanggan solid lebih dulu.
Sebenarnya, di sektor penerbangan, menciptakan kepercayaan serta kesetiaan pelanggan merupakan elemen penting untuk sukses. Apalagi ditambah dengan beban biaya operasional yang besar dan volatilitas harga bahan bakar pesawat, hal ini membuat tantangan lebih berat bagi perusahaan tersebut.
Strategi Berbeda, Harapan Baru
Tidak seperti BBN Airlines, kedua maskapai yaitu Indonesia Airlines dan Fly Jaya memiliki strategi yang lebih terfokus. Indonesia Airlines, perusahaan patungan dari Calypte Holding Pte. Ltd. yang berkantor pusat di Singapura, bertujuan untuk mengutamakan layanan pada rute antar negara.
Selama lima tahun awal, tujuan mereka adalah untuk mendukung 48 kota di 30 negeri menggunakan berbagai pesawat seperti Airbus A321neo, A350-900, serta Boeing 787-9. Ini dapat membuka kesempatan besar karena ada permintaan meningkat baik dari dalam maupun luar negeri bagi pasarnya di Indonesia.
Maskapai Penerbangan Indonesia juga bertujuan menyediakan pelayanan yang bersaing, tidak hanya dalam hal tarif tetapi juga kenyamanan penumpang.
Rencananya adalah meluncurkan layanan premium dengan biaya yang terjangkau, sambil juga membina kerja sama dengan perusahaan penerbangan luar negeri guna memperbesar cakupan jalur penerbangan dan meningkatkan integrasi. Melalui pendekatan tersebut, diharapkan dapat mendorong ketertarikan para wisatawan mancanegara yang sedang mencari opsi penerbangan dengan fasilitas unggulan.
Sebaliknya, Fly Jaya mengutamakan area dalam negeri yang masih jarang dilayani. Melalui fokus mereka pada kawasan-kawasan periferi tersebut, perusahaan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan di sektor yang cenderung diabaikan oleh operator penerbangan utama.
Model pendekatan ini bukan saja menanggulangi permintaan angkutan udara di area itu, namun turut menghadirkan kesempatan signifikan bagi pembentukan keterikatan konsumen dalam pangsa pasaran yang masih terbilang baru. Maskapai Fly Jaya pun merancangkan penggunaan armada dengan kapasitas lebih rendah yang cenderung mudah dikondisikan serta hemat biaya guna mendukung jalur-jalur penerbangan tersebut.
Fly Jaya juga menonjolkan ide tentang pelayanan yang bersifat personal dan hangat. Mengutamakan rasa nyaman pelanggan serta keakuratan waktu menjadi prioritas utama bagi mereka untuk membentuk citra positif dari awal.
Di samping itu, mereka berniat kerja sama dengan pemerintah setempat guna mendorong pertumbuhan pariwisata serta ekonomi di tingkat lokal lewat peningkatan layanan transportasi udara.
Tantangan yang Menanti
Walaupun telah menyusun strategi yang menjanjikan, kedua perusahaan penerbangan ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Mereka harus bersaing dengan biaya operasional yang cukup besar, variasi harga bahan bakar pesawat, serta aturan yang sangat tegas sebagai hambatan utama. Di samping itu, mereka pun dituntut untuk menjaga standar pelayanan dan akuransi waktu terbang demi mendirikan reputasi positif dan menciptakan kesetiaan dari para penumpang.
Maskapai penerbangan di Indonesia perlu bersaing melawan operator luar negeri terkemuka seperti Singapore Airlines, Emirates, serta Qatar Airways. Untuk tetap relevan, mereka mesti memberikan kualitas layanan setara atau superior dengan biaya yang bersaing.
Sebaliknya, Fly Jaya menemui kesulitan dalam pengelolaan rute-rute yang mungkin tidak terlalu berpotensi dari segi bisnis. Mereka perlu mempertahankan ketepatan anggaran tanpa merugikan mutu pelayanan.
Di samping itu, elemen luar seperti situasi geopolitis, pergantian aturan penerbangan, serta naik turunnya nilai mata uang bisa berdampak pada performa mereka. Karena alasan tersebut, kedua operator penerbangan ini harus menerapkan pendekatan penyesuaian yang lentur bersama dengan pengelolaan ancaman secara efektif.
Akankah Mereka Bertahan?
Sukses PT Garuda Indonesia dan Fly Jaya sangat ditentukan oleh implementasi strategi masing-masing. Melalui penawaran unik dan konsentrasi pada segmen pasarnya sendiri, kedua maskapai ini mempunyai potensi untuk bertahan serta tumbuh. Akan tetapi, jika tidak merancang persiapan dengan baik atau tak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan di industri penerbangan, mereka bisa saja menghadapi nasib serupa seperti BNN Airlines.
Langit di atas Indonesia penuh harapan. Apakah Indonesia Airlines dan Fly Jaya akan berhasil menciptakan prestasi, atau malah bergabung dalam daftar perusahaan penerbangan yang tidak dapat bertahan hidup?
Masa depanlah yang akan mengungkap semuanya, saat kami menonton tindakan mereka dengan campuran harap dan waspada.
Penulis: Merza Gamal (Dewan Penasehat dan Konsultan dalam Transformasi Budaya Korporat)
