Jasa Marga Implementasi Sistem Contraflow pada Jalur Tol Jagorawi Menuju Puncak





,


Jakarta


– Divisi Regional Tol Metropolitan Jasamarga mengimplementasikan konsep arus lawan arah (contraflow) pada Ruas tersebut.
Tol Jagorawi
Pendaki memulai perjalanan menuju puncak sejak jam 05:30 WIB pagi hari ini, Kamis, 3 April 2025. Menurut Senior Manager Representative Office 1 Alvin Andituahta Singarimbun, kontra-aliran lalu lintas yang ditentukan oleh polisi berlaku dari kilometer 44+500 hingga kilometer 46+500.

“Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas wisata dan silaturahmi yang terjadi di Ruas Tol Jagorawi arah Puncak pada masa libur Lebaran 2025,” kata dia lewat keterangan Resmi, Kamis, 3 April 2025.

Alvin menganjurkan kepada seluruh pemakai jalan agar menyusun jalur perjalanannya secara cermat supaya bisa memaksimalkan sistem manajemen lalu lintas yang sudah disahkan. Dia pun menekankan pentingnya bagi para pengendara untuk memeriksa ketersediaan dana pada kartu digital mereka sebelum menjalani petualangan, demi pencegahan terjadinya penumpukan antrian ketika melakukan pembayaran di pintu masuk tol.

“Selalu patuhi rambu lalu lintas dan ikuti arahan petugas di lapangan,” kata dia.

Pada saat yang sama, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sudah mengembangkan beberapa rancangan penataan arus kendaraan sebagai antisipasi.
arus balik Lebaran
2025. Desain sistem lalu lintas yang bakal diimplementasi mirip dengan skema
contraflow
hingga one way.

Kepala Korps LaluLintas Polri Inspektur Jenderal Agus Suryono menyebutkan bahwa penyiapan konsep pengaturan lalu lintas selama arus balik didasarkan pada instruksi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. “Arus pulang yang diprediksi terjadi pada tanggal 5 atau 6 April, jadi pasti kita harus merencanakan berbagai upaya penting bersama semua pihak terkait untuk manajemen efektif dalam hal pengaturan lalu lintas,” ungkapnya lewat pernyataan tertulis kepada media pada hari Rabu, 2 April 2025.

Dia menyebutkan bahwa Korlantas Polri akan menerapkan kontraflow mulai dari kilometer 70 sampai kilometer 47 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Akan tetapi, ia menambahkan bahwa jika dibutuhkan, jalur kontraflow tersebut dapat diperluas hingga ke kilometer 36.

“Kontra aliran ini nantinya akan mengevaluasi beberapa parameter seperti jumlah penghitungan lalu lintas dan rasio visibilitas yang dapat kita amati di lokasi,” jelas Agus.

Annisa Febiola menyumbang pada penulisan ini.

Related posts