TRIBUNMANADO.COM, MANADO –
Gedung PIKAT di Manado, yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan pendidikan perempuan di Sulawesi Utara, kini terbengkalai dan memprihatinkan.
Bangunan tiga lantai yang dulunya menjadi simbol kemajuan perempuan kini dibiarkan begitu saja.
Bahkan kondisinya jauh dari kata layak.
PIKAT adalah akronim dari Percintaan Ibu kepada Anak Temurunnya, sebuah organisasi yang didirikan oleh Maria Walanda Maramis pada tahun 1917.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan perempuan Minahasa.
Kamis (13/3/2025), cat putih yang melapisi gedung ini telah kusam dan ditumbuhi lumut di beberapa bagian.
Area halaman yang dulunya bersih kini dipenuhi rumput liar yang menjalar tinggi, seolah menandakan gedung ini telah lama tak digunakan.
Di bagian depan gedung, terdapat dua tangga.
Satu tangga digunakan untuk menuju teras lantai dua, sementara tangga lainnya menuju pintu masuk utama.
Sayangnya, kondisi kedua tangga ini juga tak kalah memprihatinkan.
Rumput liar mulai tumbuh di sela-sela anak tangga, dan beberapa bagian berlumut.
Sampah plastik juga berserakan.
Di bagian bawah bangunan, terdapat beberapa kendaraan yang terparkir.
Di sana juga ada satu toilet yang sudah tidak berfungsi dengan pintu yang rusak.
Coretan-coretan di dinding semakin menambah kesan terbengkalai.
Tak jauh dari sana, beberapa sofa dalam kondisi rusak teronggok begitu saja.
Sementara itu, akses ke lantai dua tertutup pagar yang digembok.
Pintu masuk teras lantai dua juga terkunci rapat. Dari jendela kaca, terlihat beberapa meja dan kursi masih tersusun di dalamnya.
Di dinding, terdapat dua foto yang menampilkan sekelompok perempuan mengenakan seragam, yang diduga merupakan dokumentasi sejarah organisasi PIKAT.
Selain gedung yang terbengkalai, goa peninggalan Jepang yang berada di trotoar depan juga mengalami nasib serupa.
Kecelakaan Maut, 2 Orang Tewas, Mobil Hancur Seusai Tabrak Truk
3 Berita Heboh Sulut Hari Ini: WNA China Diduga Kelola Tambang Ilegal Mitra, Nelayan Sitaro Hilang
Goa yang dulunya memiliki nilai sejarah kini berubah menjadi tempat pembuangan sampah.
Sebuah pohon besar melintang di depan pintu masuk goa, seolah menghalangi siapa pun yang ingin masuk.
Sampah plastik berserakan di dalamnya, bahkan bau tak sedap tercium di sekitar area tersebut.
Rumput liar yang tak terurus semakin menambah kesan kumuh pada situs bersejarah ini.
Di tengah kondisi mengenaskan ini, satu-satunya yang masih cukup terawat adalah patung Maria Walanda Maramis yang berdiri di depan gedung.
Sosok pahlawan yang berjasa dalam memajukan pendidikan perempuan ini masih terlihat gagah, meskipun lingkungan sekitarnya jauh dari kondisi ideal.
Kondisi Gedung PIKAT yang semakin tak terawat menimbulkan pertanyaan, apakah tidak ada upaya dari pemerintah atau pihak terkait untuk merawat bangunan bersejarah ini?
Mengingat peran penting gedung ini dalam sejarah perjuangan perempuan Minahasa.
Jika dibiarkan terus dalam kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin Gedung PIKAT hanya akan tinggal kenangan, terlupakan di tengah modernisasi Kota Manado.
(*)
Ikuti
Saluran WhatsApp Tribun Manado
dan
Google News Tribun Manado
untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
