Mendag Ungkap Waralaba Serap 97 Ribu Pekerja, Raih Omset Rp 143 Triliun





,


Jakarta


– Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa industri waralaba (

franchise

Dapat menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 100ribu warga negara Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Budi ketika menghadiri peresmian Pameran Indonesia Licensing dan Franchise Export (ILFEX) 2025 pada hari ini.

“Kemungkinan bisnis franchise di Indonesia sungguh luas, sesuai dengan catatan aktivitas perusahaan tahun 2024, franchise di negara ini telah memberikan lapangan pekerjaan kepada 97.872 warga setempat,” ungkap Budi Santoso saat berada di Kantor Departemen Perdagangan pada hari Rabu, tanggal 12 Maret 2025.

Sampai bulan Februari tahun 2025, Departemen Perdagangan melaporkan adanya 157 perusahaan lokal yang memberikan franchise serta 154 penyedia jasa franchise dari mancanegara. Angka tersebut sedikit meningkat jika dibandingkan dengan periode Mei tahun 2024 dimana terdapat 145 buah Surat Tanda Daftar Franchise (STDF) untuk franchisor domestik dan total 141 STDF bagi franchisor asing.

Budi Santoso mengatakan bahwa jumlah gerai yang dikelolanya langsung adalah 34.503 tempat, sementara itu ada pula 17.786 unit yang telah diserahkan ke pengusaha lain melalui skema waralaba. Ia juga menambahkan bahwa total pendapatan dari sistem waralaba ini mendekati angka Rp 143,25 triliun. Dia menjelaskan lebih lanjut, “Dari data tersebut, bagian terkait dengan industri

food and beverage

Masih didominasi oleh komposisi sebesar 47,77%, diikuti oleh layanan kecantikan, pendidikan non-formal, ritel, dan berbagai bidang lainnya,” jelaskan Budi Santoso.

Budi Santoso menganggap bahwa waralaba dalam negeri memiliki potensi yang kuat untuk tumbuh pesat. Dia berharap melalui acara pameran ILFEX 2025 ini bisa dijadikan platform bagi peningkatan beragam jenis model bisnis, terutama franchise. Budi bersikeras agar izin usaha waralaba dari Indonesia tidak hanya memperluas jaringannya secara nasional tetapi juga merambah ke ranah internasional.

Dia kemudian memberikan contoh beberapa merek waralaba yang sudah sukses di pasaran global seperti Alfamat, Ayam Gepuk Pak Gembus, Kebab Turki Baba Raffi, Taman Sari Royal Heritage, serta Roti Ropi dari Klaten. “Oleh karena itu, kita harus berfokus bukan hanya pada eksportir produk fisik saja, tapi juga layanan, agar tak tertinggal oleh bangsa-bangsa lain,” ungkap Budi Santoso penuh tekad.

Menurut Budi Santoso, saat ini sudah terdapat 50 penerima lisensi yang menjadi bagian dari Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi). Budi Santoso berharap para pemegang lisensi tersebut akan mengembangkan pangsa pasarnya dengan ikut serta dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI), yang direncanakan diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, mulai tanggal 15 sampai 19 Oktober 2025.

Budi Santoso menyebutkan bahwa TEI 2025 dapat dimanfaatkan sebagai platform untuk mempromosikan franchise bisnis Indonesia ke pasar internasional. Menurutnya, Atase Perdagangan serta Indonesian Trade Promotion Center yang ada di 33 negeri asing tersebut akan mendukung proses pemadanan usaha antara para anggota Asensi.

“Maka dari itu, bagi 50 anggota asesi yang telah bergabung saat ini, nantinya akan ada program business matching. Sehingga ketika pembeli berkunjung ke pameran perdagangan, transaksi pun bisa langsung dilakukan dengan cepat sesuai harapan kami,” ujar Budi Santoso. Ia tak berkeinginan agar anggota Asensi yang baru hanya mengenal satu sama lain dalam ajang internasional tersebut.

Related posts