Bolehkah Memberi Imbalan Saat Ajarkan Anak Berpuasa? Pelajari Aturannya

Mengajar anak tentang puasa sangat disarankan sejak usia muda, Bunda. Tetapi, apakah Bunda boleh memberi janji imbalan ketika mendidik Anak Kecilmu untuk berpuasa?

Di usia muda, anak-anak berada pada fase mengambil ilmu dan membentuk perilaku. Karena alasan tersebut, memperkenalkan ibadah puasa perlu dijalankan dengan langkah demi langkah serta menciptakan atmosfer yang menarik.

Ini sangatlah krusial supaya anak-anak tak cuma mengenal maksud berpuasa dari segi rutinitas. Mereka pun perlu mendalami arti batin yang tersirat di balik ibadah tersebut.

Terjadi kadang bahwa anak-anak masih sukar untuk diajak berlatih puasa, Bu. Akan tetapi, mereka akan lebih bersemangat dan terdorong ketika Bunda dan Ayah memberikan janji imbalan kepada mereka. Apakah tindakan seperti itu sesuai dengan perspektif psikologi serta agama Islam?

Bisakah memberi imbalan kepada anak saat dia menjalankan ibadah puasa?

Ustazah dan juga Psikolog Klinis, Ustazah Tika Faiza, M.Psi., Psikolog, menyatakan bahwa memberikan hadiah untuk membantu anak belajar berpuasa dapat dilakukan. Akan tetapi, bunda perlu mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin timbul dari praktik tersebut.

“Bila kita menganggap bahwa yang dimaksud adalah berpuasa secara keseluruhan dan pertanyaannya tentang cara memberikan imbalan atau hadiah, mungkin bisa disesuaikan dengan sasaran si anak. Misalnya seperti itu. Jika ingin mencobanya, tidak ada salahnya,” katanya saat diwawancara.

,

belum lama ini.

Namun, para lansia harus mengenali dampak buruk memberikan hadiah. Mengapa demikian? Karena timbulnya dorongan yang bersumber dari luar diri sendiri, sebut dia seperti ini.

Ustadzah yang biasa dipanggil Faiza mengatakan bahwa jika anak-anak selalu mendapatkan hadiah di setiap kesempatan, termasuk saat puasa, mereka cenderung menjadi tergantung pada dorongan dari pihak lain.

“Bila seorang anak diasuh dengan sering menerima imbalan, bahkan pada bulan puasa, anak tersebut akan cenderung mengembangkan motivasi yang berasal dari luar diri mereka sendiri,” jelasnya.

Maka jika tidak terdapat dorongan eksternal seperti reward atau dukungan dari orang lain, individu tersebut akan kehilangan gairah untuk bertindak secara mandiri. Hal ini dikenal sebagai risiko negatif atau potensi buruk akibat pemberian.

reward

Yang kurang cerdas, lanjut Ustazah Tika.

Bagaimana Menghindari Efek Negatif dari Pemberian Hadiah

Pada kesempatan tersebut, Ustazah Faiza juga menyampaikan berbagai metode yang dapat diaplikasikan guna menghindari efek buruk memberi hadiah kepada anak-anak. Inilah daftarnya:

1. Berikan batasan

Langkah awal yang dapat diambil Ibu dan Bapak adalah dengan menetapkan batas. Sebagai contoh, mereka bisa menjelaskan bahwa hadiah ini hanya diberikan sekali karena nanti akan ada anugerah lebih besar dari Allah SWT.

Boleh ditambah batasan seperti ini, misalkan. ‘Hanya kali ini yaa Nak, Ayah dan Bunda akan memberikan hadiahnya. Sebab sekarang baru dalam tahap pembelajaran. Umurnya memang masih muda. Bahkan besok jika tidak ada hadiah untuk berpuasa, kalian tetap bisa melakukannya. Mengapa demikian? Puasa tak sekadar tentang mendapat hadiah dari Mama atau Papa, namun lebih kepada cara kita mengasihi Allah, serta bagaimana kita dapat anugerah jauh lebih besar daripadaNya. Sementara kami hanya sanggup memberikan sedikit pemberian,’ ungkap Ustazah Faiza.

Ini akan memberikan pengaruh pada anak-anak sehingga mereka memandang ibadah sebagai aktivitas yang dilakukan tanpa diawasi atau dicontoh oleh orang tuanya sendiri. Akibatnya, pandangan anak terhadap ibadah bisa menjadi sesuatu yang hanya dipraktekkan untuk menyenangkan kedua orangtua daripada karena ketaatan kepada Allah.

2. Sajikan sebuah latar belakang mengenai kehidupan pasca alam semesta.

Bukan hanya dengan memberi hadiah, Bunda dan Ayah dapat pula menyampaikan pendekatan-pendekatan yang positif seperti memperkenalkan konsep hidup selepas bumi ini. Cobalah ceritakan kepada anak tentang bagaimana kondisi jiwa-jiwa yang giat berpuasa di alam akherat nanti.

Sebagai contoh, sejak usia Sekolah Dasar, kita bisa memperkenalkan kepada mereka tentang kehidupan selepas alam dunia, seperti halnya dengan konsep akhirat. Dengan demikian, kita jelaskan bagaimana nanti kondisi orang-orang yang berpuasa di akhirat dan lain-lain, agar si anak dapat mengendalikan diri serta meredakan hasrat terhadap hadiah-hadiah tertentu.

‘supporting system’

“Yang terdapat di alam semesta-Nya,” ungkap Ustazah Faiza.

Dengan mendidik mereka seperti itu, anak-anak akan terus bertahan dalam menunaikan ibadah puasa walaupun tak ada pujian atau imbalan yang diberikan. Mereka akan tetap melaksanakan perbuatan baik termasuk di antaranya adalah berpuasa.

“Sejak dini, orangtuanya perlahan-lahan memperkenalkannya dengan bertahap mengenai hal-hal yang nantinya akan menjadi kediamannya selamanya. Sebagai contoh, seperti kehidupan setelah kematian,” terangnya.

Berikut ini adalah penjelasan seputar aturan mendidik anak untuk puasa sambil menawarkan imbalan, Bunda. Mudah-mudahan informasi tersebut bermanfaat bagi Anda.

Bagi Bunda yang mau

sharing

soal

parenting

dan bisa dapat banyak

giveaway

, yuk

join

Komunitas Squad. Untuk mendaftar, silakan klik disini.


SINI


. Gratis!

Related posts