Sebagai orangtua, tentu kita sudah pernah mengalami rasa cemas hingga kekesalan saat buah hati kita mulai berkata-kata dengan frekuensi yang semakin tinggi.
Ciri-ciri kebanyakan bicara pada anak seringkali jadi fokus, khususnya untuk mereka yang lebih ekspresif dan gemar menyampaikan berbagai macam hal.
Walaupun kadang-kadang karakternya yang banyak bicara dapat menjengkelkan, pada dasarnya hal itu merupakan elemen penting dalam pertumbuhan sosial dan emosi si kecil yang berharga.
Tetapi, pastinya kita ingin menangani sifat ini supaya sesuai dengan pertumbuhan sosial sang buah hati.
Tenang saja, ada beberapa metode yang dapat kami usulkan untuk menangani kebiasaan bicara terlalu banyak pada anak-anak secara positif. Dengan begitu, mereka akan lebih siap bergaul dan bersosialisasi di lingkungannya.
Dalam artikel ini, kami akan menyajikan tiga metode yang tepat untuk menangani kebiasaan bicara berlebihan pada anak-anak sehingga mereka dapat berkembang secara sosial dengan baik.
1. Mengenali Tingkat Pertumbuhan Sosial Si Kecil
Sebelum menangani kebiasaan bicara berlebihan pada anak, kita perlu menyadari bahwa ini merupakan bagian penting dari pertumbuhan mereka, terutama berkaitan dengan pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi.
Di usia muda, anak-anak pada dasarnya sangat suka menjelajahi dunia bicaranya.
Mereka penasaran dengan berbagai hal, mengajukan pertanyaan di sana-sini, dan kadang-kadang membagikan perasaan serta pengalaman mereka, walaupun informasi tersebut belum tentu penting atau menarik untuk orang dewasa.
Bagian ini merupakan metode bagi siaga untuk mengenali lingkungan di luar dirinya.
Pada masa pra sekolah, contohnya, anak-anak memulai proses pembelajaran untuk bersosialisasi dengan teman seusanya serta orang-orang dewasa dalam lingkungannya.
Mereka meningkatkan keterampilan bicara serta penggunaan kalimat untuk menyampaikan emosi atau hasrat mereka.
Tetapi, kadang-kadang anak-anak dapat menjadi terlalu berenergi ketika bicara, termasuk di waktu yang salah.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita harus mengetahui tahapan pengembangan sosial si anak supaya dapat lebih memahami tingkah laku mereka.
Memahami bahwa bersikap banyak bicara merupakan hal biasa di beberapa tahapan umur dapat membantu kita menjadi lebih tahan terhadapnya.
Anak yang suka banyak bicara sebenarnya tengah mencoba mengungkapkan perasaannya sendiri serta mempelajari bagaimana berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar mereka.
Oleh karena itu, langkah awalnya adalah kita mesti sabar serta menjelaskan pada sang buah hati bahwa mengungkapkan pikiran merupakan suatu kebaikan namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan sekitarnya.
2. Ajarilah Anak-anak tentang Pentingnya Menghormati Waktu serta Kepedulian Terhadap Oranglain
Satu metode dalam menangani kebiasaan bicara berlebihan pada anak adalah dengan mendidik mereka agar menghormati waktunya serta konsentrasi oranglain.
Seringkali anak-anak belum sadar bahwa orang-orang di sekeliling mereka kemungkinan besar tengah padat dengan pekerjaan atau menghargai keadaan sunyi.
Maka dari itu, perlu bagi kami menyampaikan informasi tentang keadaan yang membutuhkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitarnya.
Sebagai contoh, apabila Anda berada di lokasi publik, misalkun di sebuah restoran ataupun di dalam gerbong kereta, kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendidik anak agar belajar bernegosiasi volume bicaranya menjadi lebih rendah serta menjaga jangan sampai menggangu pihak ketiga.
Atau, ketikaorangtuaataulelain-orangdewasaberbicara,kitabisamengajarankanakuntuktidakselasumariberbicaraterlambat.
(Note: There seems to be some unintended repetition of certain phrases due to constraints with direct translation variability. The intent was kept intact.)
Corrected version:
Atau, waktu orang tua atau orang dewasa lain bicara, kita bisa ajari anak supaya jangan mengeles atau ngomong terus-terusan ya.
Kita dapat menunjukkan hal ini dengan berbicara secara tenang serta menghargai waktu bicaranya.
Memberikan pemahaman kepada anak tentang nilai menghormati orang lain ketika sedang berkomunikasi merupakan salah satu cara efektif untuk menangani kebiasaan bicaranya yang terlalu banyak omong.
Lebih dari itu, perlu juga membimbing anak tentang kapan mereka harus berbicara.
Apabila mereka selalu bicara panjang lebar tanpa memeduli waktu dan kondisi, hal ini bisa membuat anak-anak mengalami kendala dalam belajar berinteraksi secara social.
Dengan menyampaikan ide tentang “jam tanya”, anak-anak akan diajarkan untuk lebih peka terhadap waktu yang tepat serta bagaimana berkomunikasi dengan baik supaya mereka tidak menganggu oranglain.
Metode ini dapat mendidik anak-anak untuk lebih sensitif terhadap lingkungan sosial sekitar serta mempermudah proses penyesuaian diri mereka dalam bermacam-macam keadaan.
3. Beri Penghargaan Positif untuk Memperkuat Keterampilan Sosial
Menjalankan tugas mengendalikan kebiasaan bicara berlebihan pada anak pun perlu menggunakan metode yang dipenuhi dengan cinta serta pengertian.
Sebaiknya daripada merespons dengan sikap negatif atau mengomeli anak lantaran terlalu banyak bicara, kita seharusnya menyampaikan penghargaan atas tingkah laku mereka yang positif serta sesuai dengan ekspektasi kita.
Anak-anak biasanya akan mengulang tindakan yang menerima apresiasi positif dari orang tuanya.
Oleh karena itu, apabila anak Anda menampilkan tindakan bicara yang tepat untuk suatu kondisi dan bersifat sosial, berikan penghargaan atau dukungan kepada mereka.
Sebagai contoh, ketika si kecil sedang bergantian bicara dengan oranglain atau berbicara dengan nada rendah di area publik, kita dapat menghargainya.
Ungkapan semacam “Wow, kau telah betul-betul bersabar menanti gilirannya!” ataupun “Kerennya, kau bicara begitu tenang barusan,” dapat memberikan dukungan positif yang efektif untuk membantu anak mengerti caranya berkomunikasi secara tepat di lingkungan sosial.
Hal ini pun akan memberikan mereka kepercayaan diri untuk bersuara dengan lebih baik dan efisien di kemudian hari.
Di samping itu, kita dapat mengizinkan anak untuk berlatih berkomunikasi dengan orang lain lewat aktivitas sosial, misalnya berinteraksi dengan sahabat sebaya atau anggota keluarga saat berkumpul.
Dengan mengalami interaksi secara langsung, anak-anak dapat lebih cepat belajar mengetahui waktu yang pas untuk berbicara serta momen di mana mereka perlu lebih banyak mendengarkan.
Melalui metode ini, kami mendukung pertumbuhan anak untuk tumbuh sebagai orang yang tak hanya aktif berkomunikasi, namun juga sadar akan konteks sosial sekitarnya.
Kesimpulan
Menangani kebiasaan bicara terus-menerus pada anak tidaklah rumit apabila kita memahami metode yang pas untuk mendorong pertumbuhan sosial mereka.
Sangat penting untuk ditekankan bahwa karakter ngomong terus menerus pada anak merupakan bagian dari tahap pertumbuhan mereka saat mempelajari cara berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan.
Tetapi, kita harus mengajar mereka pula tentang cara bicara yang tepat untuk setiap situasi, memuliakan waktu oranglain, serta menjadi lebih sadar akan lingkungan sosial di sekitar.
Di samping itu, menyampaikan penghargaan positif ketika si kecil menampilkan tingkah laku yang baik akan membantu mereka lebih cepat menguasai keterampilan bersosialisasi.
Menggunakan cara yang sabar dan pemahaman mendalam, kita dapat menolong anak untuk mengendalikan kebiasaan bicara terlalu banyak sehingga sesuai dengan tahap pembangunan sosialnya, serta tumbuh menjadi insan yang lebih bijaksana saat bersosialisasi dengan orang lain.
Perlu diingat bahwa sebagai orangtua, kita memegang peranan vital dalam mendampingi anak-anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara sehat serta penuh kegembiraan.
