BANTENMEDIA – Rumah berwarna putih di Jalan Bakti Jaya Pocis, Setu, Tangerang Selatan terlihat sepi pada hari Rabu (1/10/2025) siang.
Pagar besi yang biasanya terbuka agar karyawan bisa masuk dan keluar kini dikunci rapat, menunjukkan berhentinya kegiatan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bakti Jaya Setu 2.
Dari luar, tidak terlihat lagi kegiatan para pekerja yang sehari-hari menyediakan makanan bagi ratusan penerima program MBG.
Di halaman, hanya dua kendaraan box dengan logo Badan Gizi Nasional terlihat terparkir, tanpa kegiatan apapun.
Tutup sejak awal pekan
Ella (40), penduduk setempat, menyebutkan bahwa dapur MBG terakhir kali beroperasi pada Senin (29/9/2025). Penutupan mendadak tersebut disebabkan oleh kurangnya tenaga pengurus masak.
“Sejak kemarin Senin ditutup. Menurut informasinya, alasan tersebut karena tidak ada tukang masak,” kata Ella.
Meskipun demikian, sebelumnya dapur MBG pernah menjadi tempat yang ramai. Setiap hari, ia melihat belasan karyawan berlalu lalang untuk memasak dan menyiapkan makanan.
“Memang sangat sibuk dan ramai. Sebelum ada MBG, sepi, di dalam hanya ada catering biasa. Setelah ada dapur MBG, jadi ramai,” tambahnya.
Warga mendengar berita siswa mengalami diare
Di tengah penutupan tersebut, beredar informasi bahwa dua siswa mengalami diare setelah memakan makanan dari dapur MBG. Data ini menyebar melalui percakapan para karyawan yang biasa berada di dalam dapur.
“Katanya ada yang mengalami diare, dua siswa SMA. Jika penyebabnya makanan, seharusnya semua terkena. Tapi mengapa hanya dua orang,” ujar Ella.
Ia mengungkapkan kekhawatiran karena peristiwa ini menimbulkan ketakutan bagi para orang tua yang anaknya rutin menerima makanan dari dapur MBG.
“Konyol juga, tidak tahu. Apakah mungkin sebenarnya masakannya benar tapi saat suhu panas ditutup jadi basi? Mungkin anak yang tidak merasa bau basi jadi dimakan saja. Kami juga tidak tahu,” katanya.
Ella berharap pihak pengelola MBG lebih memperhatikan kualitas hidangan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Yang terpenting adalah menjaga kualitas masakan. Terutama dari segi tukang masaknya, jangan sampai terlalu lama,” tegasnya.
Sepi tanpa aktivitas
Sepakat dengan Ella, warga lain yang bernama Jiah (bukan nama asli) juga mengonfirmasi bahwa dapur MBG sudah tidak beroperasi sejak Senin. Ia juga tidak mengetahui penyebab pastinya.
“Saya tidak tahu, yang jelas suasana sepi. Saya tidak tahu. Saya hanya mendengar informasi bahwa libur dimulai dari Senin,” kata Jiah.
Ia menambahkan, sebelum ditutup, dapur MBG selalu dipenuhi oleh karyawan.
“Jika saat masih bekerja ramai dengan karyawan, tetapi sekarang sepi karena dikatakan sedang libur,” kata Jiah.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara 56 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diduga terlibat dalam kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan bahwa kebijakan ini adalah langkah evaluasi menyeluruh untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Selanjutnya, SPPPG Bakti Jaya Setu 2 termasuk dalam daftar SPPG yang ditutup karena diduga terjadi keracunan.





