Hanya 3 Pemain Persebaya yang Tembak! Finishing Jadi Masalah Berat bagi Eduardo Perez Lawan Persita Tangerang

Hanya 3 Pemain Persebaya yang Tembak! Finishing Jadi Masalah Berat bagi Eduardo Perez Lawan Persita Tangerang

BANTENMEDIA – Persebaya Surabaya harus menelan kekalahan pahit setelah kalah 0-1 dari PSIM Yogyakarta dalam pertandingan pembuka Super League 2025/2026. Menariknya, hanya tiga pemain Green Force yang berhasil melepaskan tembakan sepanjang pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jumat (8/8/2025).

Read More

Data statistik tersebut menjadi peringatan keras bagi tim yang dilatih oleh Eduardo Perez. Kemampuan menyelesaikan peluang atau finishing menjadi tugas berat yang harus segera diperbaiki sebelum pertandingan tandang minggu depan.

Kapten Persebaya Surabaya, Bruno Moreira, termasuk di antara tiga pemain yang berusaha memasukkan bola ke gawang PSIM yang dijaga oleh Cahya Supriadi.

Sayang, tembakan penyerang asal Brasil itu tidak mengenai sasaran dan hanya meleset.

Selain Bruno, Mihailo Perovic juga melakukan dua tembakan. Salah satunya mengarah ke gawang tetapi masih bisa dihalangi oleh Cahya.

Pemain ketiga adalah Malik Risaldi yang menjadi pemain paling aktif di lini depan dengan tiga kali tendangan. Dua di antaranya mengarah ke gawang, tetapi tidak berujung pada gol bagi Persebaya Surabaya.

Secara keseluruhan, Persebaya Surabaya hanya menghasilkan enam tembakan dalam pertandingan tersebut. Angka ini tergolong sedikit bagi tim selevel Green Force yang tampil di depan ribuan Bonek di GBT.

Setelah pertandingan, Bruno Moreira tidak mampu menyembunyikan rasa kekecewaannya. Ia menegaskan bahwa seluruh pemain telah berjuang sekuat tenaga, tetapi hasil yang diraih tetap mengecewakan.

“Sayangnya kami tidak dapat tampil di depan para pendukung kami di kandang. Kami memahami bahwa pertandingan ini sangat penting untuk dimainkan,” kata Bruno, dilansir dari kanal YouTube Persebaya Surabaya, Minggu (10/8/2025).

Langkah pertama yang positif, tetapi kami tidak bisa. Tapi sekarang kita tidak menyampaikan alasan mengapa kita kalah. Inilah realitanya.

Menurutnya, Persebaya Surabaya sebenarnya memiliki kesempatan yang cukup besar untuk mencetak gol. Namun, kekurangan dalam memanfaatkan peluang tersebut membuat kesempatan itu hilang begitu saja.

“Seperti yang diungkapkan pelatih, kami kehilangan beberapa kesempatan yang seharusnya tidak kami lewatkan, dan sekarang kami sedang menantikan pertandingan berikutnya,” tambah Bruno.

Ini adalah fokus kami memiliki kesempatan lain untuk meraih tiga poin dan terus berjuang agar naik dalam klasemen.

Kekalahan yang dialami oleh PSIM menyebabkan Persebaya Surabaya tidak mampu meraih poin dalam pertandingan pembuka musim ini. Keadaan ini menjadi tanda peringatan bagi Eduardo Perez untuk segera melakukan penilaian.

Pelatih asal Spanyol tersebut pasti menyadari adanya masalah besar di lini serangan timnya. Kekurangan variasi dalam serangan serta sedikitnya pemain yang berani melakukan tembakan menunjukkan bahwa lini depan belum berjalan secara optimal.

Tiga pemain yang tercatat sebagai penembak tidak cukup untuk menghadapi persaingan ketat di Super League. Diperlukan lebih banyak pilihan serangan dari lini kedua maupun sayap agar tidak hanya mengandalkan sejumlah kecil pemain.

Selain itu, keberhasilan dalam menyelesaikan pertandingan juga menjadi perhatian utama. Dari enam tembakan yang dilakukan, hanya tiga yang mengarah ke gawang dan semua gagal mencetak gol.

Cahya Supriadi memang tampil luar biasa di bawah mistar PSIM. Namun, Persebaya Surabaya juga harus mengakui bahwa sebagian besar tendangan yang dilepaskan tidak memberikan ancaman berarti.

Keadaan ini membuat masyarakat menantikan tindakan apa yang akan diambil oleh Eduardo Perez. Dengan persiapan yang terbatas, ia perlu menemukan formula yang tepat untuk meningkatkan produktivitas gol tim.

Laga minggu kedua melawan Persita Tangerang pada hari Sabtu (16/8/2025) akan menjadi tantangan berikutnya. Bermain di kandang lawan, Persebaya Surabaya diharapkan tampil lebih baik agar bisa meraih poin penuh.

Para penggemar Bonek tentu berharap tim kesayangannya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Terlebih lagi, kompetisi masih panjang dan setiap poin sangat bernilai untuk mempertahankan posisi di papan atas klasemen.

Persebaya Surabaya membutuhkan variasi serangan yang lebih beragam. Umpan-umpan penetrasi, umpan silang yang tepat, serta keberanian dalam melakukan tembakan jarak jauh dapat menjadi jawaban.

Selain itu, peran pemain lini tengah juga sangat krusial. Ketika striker utama terjebak, pemain gelandang harus mampu menjalankan tugas sebagai pengambil kesempatan.

Pola pikir ofensif juga merupakan hal yang perlu diperkuat. Pemain perlu lebih berani mengambil risiko dalam menembak, daripada terlalu sering mengoper bola hingga kesempatan hilang.

Di sisi lain, komunikasi antar pemain di lini depan perlu ditingkatkan. Beberapa kesempatan yang dimiliki Persebaya Surabaya dalam pertandingan melawan PSIM tidak dapat dimanfaatkan karena kurangnya koordinasi dan waktu yang tidak tepat.

Persebaya Surabaya memiliki kualitas pemain yang memadai untuk bermain ofensif. Namun tanpa keberanian dan keyakinan diri dalam penyelesaian akhir, ancaman terhadap gawang lawan akan terbatas.

Kekalahan dalam pertandingan pembuka seharusnya menjadi pelajaran berharga. Masih ada kesempatan bagi Eduardo Perez untuk memperbaiki kelemahan tim sebelum musim terus berlanjut.

Jika penyelesaian laga telah diperbaiki, Persebaya Surabaya bisa menjadi salah satu tim paling produktif dalam liga. Kualitas pemain sudah memadai, tinggal bagaimana memanfaatkannya pada waktu yang tepat.

Kini, semua perhatian tertuju pada pertandingan melawan Persita. Apakah Green Force mampu bangkit dan membuktikan masalah penyelesaian akhir bisa segera diselesaikan?

Penggemar Persebaya, Bonek, pasti sangat antusias menantikan hasil pertandingan. Satu hal yang jelas, hanya dengan keberanian dan ketajaman, Persebaya Surabaya mampu kembali menjadi tim yang menakutkan dalam kompetisi papan atas negara ini.

Related posts