BANTENMEDIA – Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan pemasanganbendera One Piece, serial anime Jepang, sebagai upaya memecah belah rakyat menjelang perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
“Kami mengidentifikasi dan menerima masukan dari lembaga-lembaga keamanan bahwa terdapat upaya memecah belah persatuan dan kesatuan,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Juli 2025.
Sufmi Dasco menyatakan bahwa tidak sedikit kelompok yang justru berharap terjadinya kemunduran bagi Tanah Air. Dasco juga menyinggung fenomena ini terjadi ketika Indonesia sedang berupaya menuju kemajuan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan Dasco sejalan dengan pernyataan politisi lain yang menganggap agenda pengibaran bendera fiksi sebagai upaya untuk memecah belah persatuan bangsa.
Tren Pengibaran Bendera One Piece
Politikus Partai Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya meminta warga untuk tidak mengibarkan bendera One Piece menjelang perayaan hari ulang tahun ke-80 Republik Indonesia. Menurut Danang, penggunaan simbol anime bajak laut dalam peringatan nasional tidak sesuai.
“Saya meminta tren ini dihentikan. Jangan sampai kita ikut-ikutan hal yang tidak sesuai dengan semangat perjuangan kemerdekaan,” kata Danang melalui pernyataan tertulis di laman Gerindra, Danang juga menyebut pengibaran bendera One Piece dapat mencederai nilai-nilai nasionalisme.
Anggota Komisi V DPR menyampaikan bahwa HUT RI bukan hanya sekadar upacara, sehingga seharusnya tidak mengikuti tren yang menimbulkan masalah.
“Rayakan kemerdekaan dengan cara yang layak. Jangan sembarangan mengikuti tren, terutama yang bisa memicu perdebatan atau mengganggu ketenangan,” katanya.
Danang berharap generasi muda lebih cerdas dalam menghadapi budaya populer dan penggunaan media sosial, khususnya menjelang 17 Agustus. Selain itu, Danang menilai tidak pantas jika tren tersebut muncul di tempat-tempat suci, seperti perayaan hari kemerdekaan.
Pengekspresian Politik Lewat Bendera One Piece Tidak Tepat
Ketua Majelis Pimpinan Pusat PartaiNasDem Departemen Komunikasi Publik, Willy Aditya, menyatakan bahwa dirinya menerima pengibaran bendera tersebut One Piece oleh sebagian kelompok masyarakat, khususnya kalangan pemuda. Namun, Willy menyatakan ekspresi politik tersebut tidak sesuai.
“Ini merupakan ekspresi politik yang sayangnya tidak tepat sasaran. Tuntutan terhadap pemerintah jangan sampai mengurangi rasa patriotisme atau cinta pada tanah air,” kata Willy, dilansir dari pernyataan resmi situs Nasdem..
Willy menganggap pengibaran bendera One Piece menunjukkan keterbatasan sebagian masyarakat dalam membedakan antara negara dan pemerintah.
“Perkaranya ditujukan kepada pemerintah, tetapi yang terkena dampaknya adalah negara,” katanya.
Menurutnya, pengibaran bendera One Piece tidak bisa dibandingkan dengan tindakan merendahkan simbol negara, terlebih simbol tersebut bukan termasuk bendera yang dilarang seperti separatis, atau negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Willy melihat ekspresi melalui pengibaran bendera fiksi muncul dari kalangan pemuda yang penuh semangat, idealisme, dan keberanian untuk menantang ketidakadilan. Namun, Willy menyatakan bahwa semangat tersebut sering kali tidak diiringi dengan pikiran yang memadai.





