, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini.
BNI dan BTN awalnya berencana mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tanggal 13 Maret 2025, namun kemudian ditunda hingga ke hari Rabu, yaitu 26 Maret 2025. Penyebab penundanya adalah bersamaan dengan launching dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Dengan hadirnya institusi investasi tersebut, status perusahaan milik negara berlogo plat merah ini tak lagi tergabung di bawah Kementerian BUMN melainkan berada di bawah naungan Badan Pengelola Investasi Danantara. Peraturannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 yang merupakan revisi ketiga dari UU BUMN Nomor 19 tahun 2003. Dalam hal ini, Danantara memegang 99% saham BUMN.
Darmawan Junaidi Diangkat Sebagai Direktur Utama Bank Mandiri (BMRI) untuk Masa Bakti Kedua
Meskipun demikian, Kementerian BUMN tetap memegang kendali atas 1% saham Merah Putih, yang berarti mereka juga bisa ikut campur dalam penunjukkan pengurus di perusahaan milik negara. Ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP), yaitu dasar hukum utama bagi BPI Danantara.
Pada rapat umum pemegang saham tertentu (RUPST), baik BNI maupun BTN berencana untuk mengganti susunan direksi dan komisari mereka. Berdasarkan data dari Bisnis, disebutkan bahwa Royke Tumilaar diharapkan akan digantikan lantaran sudah memimpin dalam satu masa jabatan.
:
Riduan Dilantik Sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mandiri (BMRI), Mengganti Alexandra
Royke diangkat dalam RUPSLB tanggal 2 September 2020. Bekas kepala eksekutif Bank Mandiri tersebut pernah dikabarkan bakal dipertahankan untuk masa jabatan berikutnya.
Namun, belakangan nama
Putrama Wahju Setywan
Meningkatkan posisinya sebagai calon kuat untuk jabatan BNI-1. Putrama merupakan seorang profesional perbankan yang telah lama berkarier di BNI. Ia dipercayakan menjabat sebagai Direktur di BNI saat Royke Tumilaar dilantik pada tahun 2020.
:
Hery Gunardi Dilantik Sebagai CEO BRI (BBRI), Menggantikan Peran Sunarso
Akan tetapi, tidak lama kemudian ia diangkat sebagai Direktur Utama dari PT Jaminan Kredit Indonesia (2020-2022). Setelah itu, Putrama kembali menjabat sebagai Direktur di BNI pada tahun 2022. Dan satu bulan setelah pemilihan presiden tersebut, yaitu pada Maret 2024, beliau diberi kepercayaan untuk menjadi Wakil Direktur Utama di BNI.
“Sekilas berita seperti itu [Putrama mengambil alih dari Royke],” kata seorang eksekutif di BNI.
Perusahaan berusaha untuk memverifikasi informasinya dengan Putrama, namun sampai artikel ini diterbitkan, pihak terkait belum memberikan respon.
Berita mengejutkan muncul setelah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tertentu (RUPST) pada hari Senin tanggal 24 Maret 2025, diikuti oleh BMRI yang melangsungkannya esok harinya, Selasa tgl 25 Maret 2025.
Alexandra Askandar
, mantan wakil direktur utama Bank Mandiri, dikabarkan akan menempati posisi kosong yang ditinggalkan oleh Putrama di jabatan wakil direktur utama BNI. Sementara nama Alexandra sering disebut-sebut untuk mengambil alih posisi di BRI-1 dan Bank Mandiri-1.
Akan tetapi, sampai Rapat Umum Pemegang Saham Tertinggi dari kedua bank terkemuka tersebut di tanah air, nama Alexandra tak juga tampil. Justru posisinya di Bank Mandiri diduduki oleh Riduan, yang sebelumnya menjabat sebagai direksi korporasi pada salah satu bank milik negara ini.
Berhembus kabar bahwa Alexandra mungkin ditunjuk menjadi Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), posisi yang sebelumnya ditempati oleh Lana Soelistianingsih.
Alexandra memiliki kesempatan untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS setelah posisi Purbaya Yudhi Sadewa berakhir tahun ini. Media telah mencoba menghubungi Alexandra akan hal tersebut namun belum mendapatkan respons.
Saat akhir masa jabatan Royke tiba, terdapat 3 direktur BNI yang akan pensiun. Ketiganya yaitu Novita Widya Anggraini, David Pirzada, dan Ronny Venir. Dari ketiga orang tersebut, kecuali Ronny Venir, kedua lainnya yakni Novita dan David merupakan ‘pembawa’ dari Royke di Bank Mandiri.
Novita Anggraini sudah dipilih menjadi Direktur Keuangan di Bank Mandiri dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tertentu kemarin. Sementara itu, Mucharom dari Departemen SDM BNI mendapat tugas baru sebagai Direktur Manajemen Risiko di BRI, yang mengakibkan adanya dua posisi terbuka di bank dengan kode saham BBNI tersebut.
Kandidat Dirut BTN
Pada saat bersamaan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), yang akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tertentu setelah BNI, diberitahukan bahwa kepala perusahaannya diyakini tidak akan diganti. Nixon L.P. Napitupulu tetap diharapkan untuk melanjutkan jabatan sebagai direktur utama.
Sebenarnya, Nixon baru mengambil alih jabatan sebagai pemimpin utama di bank yang memiliki kode saham BBTN mulai tahun 2023. Akan tetapi, ia sudah menempati posisi direktur di BTN selama delapan tahun terakhir.
Nixon pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mantap, yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Bank Mandiri, sebelum pindah ke BTN pada tahun 2017. Ia diandalkan untuk mengelola persoalan kredit macet serta pengelolaan aset dalam waktu dua tahun tersebut.
Selanjutnya, Nixon pernah menjabat sebagai Direktur Finance, Planning dan Treasury selama dua tahun. Tahun 2021 ini ia diangkat menjadi WakilDirektur Utama.
Berikut ini, empat direktur BTN yang sudah mengabdi dalam satu masa jabatan diketahui sebagai Elisabeth Novie Riswanti, Jasmin, Hirwandi Gafar, dan Setyo Wibowo.
Keempat individu tersebut dipilih lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang sama, saat terjadi perubahan Direktur Utama dari Maryono ke (alm) Suprajarto, mantan Dirut BRI. Setahun berikutnya, Maryono diduga menerima suap dalam proses penyaluran kredit di BTN untuk tahun 2013 hingga 2014 dan akhirnya menjadi tersangka.
Di antara empat direktur tersebut, terdapat seorang direktur lainnya yang telah mengabdi dalam jangka waktu lebih dari satu masa jabatan, yakni Andi Nirwoto, yang dilantik pada tanggal 23 Maret 2018.
Namun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tertinggi (RUPST) yang dihelat oleh Bank BRI, keputusan dibuat untuk mengangkat Hakim Putrama, Direktur Operasi dan Pengalaman Pelanggan dari Bank Tabungan Negara (BTN), menjadi Direktur Operasi di BRI. Meskipun demikian, ia hanya berkarir satu tahun sebagai direksi di BTN.
Pada saat bersamaan, sekelompok komisaris yang sudah menyelesaikan satu masa jabatan terdiri dari Chandra M. Hamzah (yang menjadi komisaris utama), Armand B Arief (sebagai komisaris independen), serta Andin Hadiyanto (berperan sebagai komisaris). Mereka dilantik pada tanggal 27 November 2019.







