Mau Dicaplok Trump, Kanada Lirik Pesawat Tempur Selain F-35

, MOSKOW — Meski sudah menyepakati pengadaan pesawat tempur F-35 buatan Lockhead Martin AS, Kanada kini mulai melirik pesawat tempur lain. Sebabnya, negara tersebut kini menjadi incaran Presiden Donald Trump yang sangat bernafsu mencaplok kawasan tersebut untuk jadi bagian dari Negara Amerika Serikat.

Kanada tengah aktif mencari alternatif untuk jet tempur F-35 buatan AS di tengah bayang-bayang tarif dan ancaman Presiden Donald Trump yang ingin mengubah Kanada menjadi negara bagian AS, kata Menteri Pertahanan Kanada Bill Blair.

Pada Jumat, Menteri Pertahanan Portugal Nuno Melo mengatakan negaranya juga tengah mencari alternatif untuk F-35. “Itu merupakan jet tempur yang diidentifikasi oleh angkatan udara kami sebagai platform yang mereka butuhkan, tetapi kami juga sedang mengkaji alternatif lain — apakah semua jet tempur tersebut harus berupa F-35,” kata Blair kepada

CBC News

pada Jumat malam.

Profil F-35

F-35 mampu memberikan kemampuan peperangan elektronik dan intelijen, pengawasan, dan pengintaian. Lockheed Martin adalah kontraktor utama F-35, dengan mitra utama Northrop Grumman dan BAE Systems. Pesawat ini memiliki tiga varian utama: lepas landas dan pendaratan konvensional untuk F-35A (CTOL), lepas landas pendek dan pendaratan vertikal untuk F-35B (STOVL), dan F-35C berbasis kapal induk (CV/CATOBAR).

Pesawat ini diturunkan dari Lockheed Martin X-35, yang pada tahun 2001 mengalahkan Boeing X-32 untuk memenangkan program Joint Strike Fighter (JSF). Pembangunannya pada prinsipnya didanai oleh Amerika Serikat, dengan dana tambahan dari negara-negara mitra program dari NATO dan sekutu dekat AS, termasuk Inggris, Australia, Kanada, Italia, Norwegia, Denmark, Belanda, dan Turki (sebelum dikeluarkan).

Beberapa negara lain telah memesan, atau sedang mempertimbangkan untuk memesan, pesawat tersebut. Program ini telah menarik banyak perhatian dan kritik karena ukuran program yang belum pernah terjadi sebelumnya, kerumitan, biaya yang membengkak, dan pengiriman yang sangat tertunda, dengan banyak kekurangan teknis yang masih diperbaiki. Strategi akuisisi untuk produksi bersamaan pesawat saat masih dalam pengembangan dan pengujian menyebabkan perubahan desain dan retrofit yang mahal.

F-35B mulai beroperasi dengan Korps Marinir AS pada Juli 2015, diikuti oleh F-35A Angkatan Udara AS pada Agustus 2016 dan F-35C Angkatan Laut AS pada Februari 2019. F-35 pertama kali digunakan dalam pertempuran pada 2018 oleh Angkatan Udara Israel. AS berencana untuk membeli 2.456 unit F-35 hingga 2044, yang akan mewakili sebagian besar kekuatan udara taktis berawak Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir AS selama beberapa dekade.Pesawat ini diproyeksikan akan beroperasi hingga tahun 2070.

Kajian

Blair menambahkan bahwa Perdana Menteri Kanada Mark Carney telah memintanya melakukan kajian dan berdiskusi dengan pihak lain, khususnya jika ada peluang untuk merakit jet tempur itu di Kanada.

Pemerintah Kanada tengah berunding dengan militer untuk menentukan opsi yang paling sesuai dengan kepentingan nasional dan kebijakan pertahanan negara, kata Blair.

CBC mengatakan dalam laporan yang diterbitkan pada Sabtu bahwa masyarakat Kanada mendesak pemerintah untuk membatalkan kontrak senilai 19 miliar dolar AS (sekitar Rp311,6 triliun) untuk F-35 dengan AS dan mencari pemasok alternatif.

Kanada menandatangani kontrak pengadaan 88 jet tempur pada 2023 dan telah membayar 16 unit F-35, yang dijadwalkan tiba pada awal 2026.

Blair mengatakan bahwa Kanada mungkin akan melanjutkan pesanan tersebut, tetapi mencari sisanya dari pemasok Eropa, seperti pesawat Saab Gripen dari Swedia.

Perusahaan Swedia itu telah berjanji untuk mengatur perakitan dan perawatan di Kanada, sementara Lockheed Martin hanya melakukannya di AS.

Trump telah berulang kali menyatakan bahwa ia ingin Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS.

Ia mengatakan hal itu akan membantu negara tetangga tersebut menghindari tarif, di antara manfaat lain dari menyerahkan kedaulatannya untuk menjadi bagian dari AS.

Pada awal Maret, AS mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk semua barang non-energi dan 10 persen untuk barang energi yang berasal dari Kanada, dengan alasan dugaan kelambanan negara tetangga tersebut untuk memerangi perdagangan narkoba dan migrasi ilegal melintasi perbatasan.

Pekan lalu, Trump memerintahkan tarif menyeluruh sebesar 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium.

Kanada telah membalas dengan mengenakan tarif sebesar 25 persen pada impor AS senilai hampir 30 miliar dolar AS (sekitar Rp492,15 triliun) dan menggugat kedua gelombang tarif tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan mengajukan permintaan konsultasi pada 4 dan 13 Maret.

Profil Saab Gripen Swedia

Saab JAS 39 Gripen (Griffin) adalah sebuah pesawat tempur multiperan supersonik dari Swedia yang diproduksi oleh Saab. Pesawat ini dijual oleh perusahaan Gripen International, sebuah joint venture antara Saab dan BAE Systems. Pesawat ini sudah dipakai oleh angkatan udara Swedia, Ceko, dan Hungaria, serta sudah dipesan oleh Afrika Selatan dan Thailand.

Jet tempur JAS 39 Gripen merupakan hasil pengembangan yang dikerjakan bersama antara Saab Military Aircraft, Ericsson Microwave Systems, Volvo Aero Corporation dan Celsius Aerotech. Pesawat ini masuk dalam jenis pesawat tempur multi-peran generasi keempat. JAS 39 Gripen menggabungkan kemampuan baru pada sistem avionik yang dikendalikan perangkat lunak, material modern, desain aerodinamis yang lebih maju, dan mesin dengan sistem yang sepenuhnya terintegrasi, dan hasilnya benar-benar sebuah pesawat tempur dengan spesifikasi multi-peran.

JAS 39 Gripen adalah pesawat tempur produksi Swedia pertama yang dapat digunakan untuk misi intersepsi, serangan darat, dan pengintaian. Tidak berlebihan jika nama pesawat ini dilengkapi dengan akronim JAS yang merupakan singkatan dari J= Jakt (Udara-ke-Udara), A= Attack (Serang), dan S= Spaning (Pengintaian), yang sekarang menggantikan jet tempur buatan Swedia generasi sebelumnya, Draken dan Viggen.

Sebuah pembaharuan besar-besaran dari seri Gripen, yang sebelumnya disebut sebagai Gripen NG (Next Generation) atau Super JAS, sekarang diberi nama JAS 39E/F Gripen mulai dikirimkan ke Angkatan Udara Swedia dan Brasil pada 2019. Perubahan dari seri-C ke seri-E termasuk badan pesawat yang lebih besar, mesin yang lebih kuat, kemampuan muatan senjata yang ditingkatkan, dan kokpit baru, arsitektur avionik, sistem peperangan elektronik, dan peningkatan lainnya.

Related posts