Hindari Ungkapan “Jelaskan Pakai Kata-Kata” pada Anak Anda, Coba Alternatif ini Menurut Ahli

Hindari Ungkapan “Jelaskan Pakai Kata-Kata” pada Anak Anda, Coba Alternatif ini Menurut Ahli

Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga merasakan berbagai emosi mulai dari marah, frustrasi, sedih, takut, bersemangat, hingga khawatir. Alih-alih mengungkapkan perasaannya, anak justru berbuat ulah dengan menangis, memukul, bahkan menggigit saat emosinya ini meluap.

Sebagai orangtua, Bunda tentu ingin mengetahui perasaan si kecil tersebut. Mengingat bingung hendak melakukan apa, Bunda pun kemudian menyampaikan frasa ‘Sekiranya bisa bicara pakai kata-kata saja’.

Walaupun kelihatannya remeh, perkataan tersebut tak akan membantu si kecil untuk menyampaikan perasaannya secara efektif. Ini bukan tanpa sebab, karena di usia segitu mereka belum bisa berpikir logis tentang emosi yang bersifat non-verbal.

“Balanja serta balita yang belum masuk sekolah sedang mengasihani cara merespon kejadian, emosi, juga perkataan. Permintaan untuk ‘coba jelaskan pakai kalimat’ memberikan ekspektasi yang tak mungkin tercapainya karena di luar kemampuan mereka,” jelas sang pengarang dalam tulisan bukunya.

Royal Trivia: Panduan Anda Tentang Keluarga Kerajaan Britania Raya Kontemporer

sekaligus pemerhati dunia

parenting

, keluarga, dan ikatan yang berkaitan dengan Inggris, Rachel Bowie, seperti dikutip dari situs web tersebut.

Purewow

.

Ungkapan alternatif untuk ‘Terangkan dengan kata-kata’ adalah ‘Sampaikan menggunakan kalimat’.

Rachel menyatakan bahwa pakar-pakar tersebut mengemukakan hal ini.

Transforming Toodlerhood

Mengungkap hal tersebut secara lebih efisien dapat membantu dalam menenangkan serta mengkonfirmasi perasaan yang mungkin dialami si kecil pada saat itu, sekaligus memberi tahu mereka bahwa Bunda selalu mendukungnya.

“Anjuran mereka adalah ungkapkan: ‘Mama perhatikan, kamu kelihatan cemas. Ada apa?’,” jelas Rachel.

7 Tips Menangani Perilaku dan Kepribadian “Threenager” pada Anak Berusia 3 Tahun

Langkah berikutnya, Bunda dapat menekankan rasa penasarannya mereka. Cobalah jelaskan kondisinya sehingga membantu si kecil dalam menganalisis emosi diri serta menyuarakan perilaku apa saja yang membuat mereka tidak senang.

Sebagai contoh, mari kita ambil beberapa kalimat seperti ini:

Ibu lihat, kamu terlihat sangat marah dan berhenti makan setelah ibu oleskan madu ke masakanku. Apakah kamu ingin madunya?

Di penghujung hari, mengambil frase ‘Sampaikan dengan kata-kata’ dapat menjadi pilihan selain ledakan si kecil. Namun, merancangkan perbendaharaan bahasa emosi merupakan kemampuan yang wajib dikuasai sang anak.

Bukan hanya itu saja, pernyataan ‘Sekadar coba utarakan dengan kata-kata’ justru bisa membuat anak-anak belajar untuk menyingkirkan perasaannya daripada memperkuat kemampuan interpersonal dan emosional mereka.

Cara mengajari anak mengembangkan emosinya

Anak-anak merasakan emosi sebelum mampu menggunakan kata-kata untuk menyampaikan perasaan tersebut. Selain itu, anak-anak pun sudah memahami bahasa jauh sebelum mereka dapat berkomunikasi secara verbal.

Maka, Bunda dapat mendukung anak dalam menyadari perasaan mereka dengan membantunya merancang kemampuan bahasa emosinya. Sebagaimana diambil dari situs tersebut.

Raising Children

Berikut adalah sejumlah saran yang dapat diikuti:

1. Berikan label

Jika Anda melihat buah hati mengungkapkan emosi tertentu, berilah nama pada perasaan itu dan diskusikan dengannya. Sebagai contoh, katakanlah, “Wajahmu berseri-seria. Pasti kamu bahagia ketemu aku.” atau “Air matamu jatuh. Mungkin kamu kesal lantaran tak dapat main sama ikan ini ya?”

2. Kelompokkan sesuai dengan perasaan oranglain

Emosi tidak hanya dapat diidentifikasi pada diri sendiri oleh seorang anak, tetapi juga bisa dipahami melalui perasaan oranglain. Anda dapat memberikan nama atau label terhadap emosi yang diamati anak dari perilaku orang lain, misalnya dengan mengatakan ‘Bibi merasa kesepian karena rindu kepada kakek’.

3. Gunakan permainan

Ibu dapat mendukung si kecil dalam menjelajahi perasaannya lewat aktivitas bermain. Beberapa contoh permainan yang bisa merangsang pengembangan emosi buah hati mencakup pertunjukan wayang, tarian, bernyanyi, serta membaca cerita.

4. Berikan langkah-langkah untuk mengidentifikasi perasaan

Ibu dapat mendemonstrasikan kepada anak cara ibu mengidentifikasi perasaan dan membantunya dalam mengenali perasaan mereka sendiri. Sebagai contoh, ungkapkan ‘Saat Ibu memecahkan cangkir, Ibu berseru sangat kencang. Apakah hal serupa juga pernah terjadi ketika kamu membuat kesalahan dan merasa jengkel?’

5. Ajarilah anak cara mengendalikan dirinya sendiri

Saat anak belajar tentang emosi, Ibu harus membimbing mereka bagaimana caranya tenang saat mengalami perasaan yang amat intens. Ajarilah si kecil untuk mencoba menghitung hingga sepuluh atau bernapas dalam sebanyak lima kali.

Pilihan Redaksi

  • Inilah Jawabannya Saat Si Kecil Bertanya Tentang Lokasi Allah Menurut Ahli

  • Hindari Mengatakan “Berhati-hati Saja” Saat Membekali Anak, Coba Frase Alternatif ini Menurut Ahli Psikologi

  • Jangan Katakan “Bagaimana Sesi Kuliahmu Hari Ini?” Saat Si Kecil Sudah dari Sekolahan, Coba Ungkapan Alternatif ini Menurut Ahli

Bagi Bunda yang mau

sharing

soal

parenting

dan bisa dapat banyak

giveaway

, yuk

join

Komunitas Squad. Untuk mendaftar, silakan klik disini.

SINI

. Gratis!

Related posts