Cerita Arini: Dari Usaha Kue Kering Rumahan hingga Ekspansi Pasar Internasional Untuk Lebaran

Cerita Arini: Dari Usaha Kue Kering Rumahan hingga Ekspansi Pasar Internasional Untuk Lebaran


PURWOREJO, –

Mendekati hari raya Idul Fitri, industri kue kering terbukti memberikan peluang bisnis yang menguntungkan.

Sebuah contoh lainnya adalah Dapur Momi Ai, bisnis rumahan dimiliki oleh Arini Ai Putri Diana (39), seorang istri rumah tangga berasal dari Kedungbatur, Pituruh, Purworejo, yang berhasil mendapatkan pendapatan jutaan rupiah per tahun berkat pemesanan ribuan toples-nya.

Arini mengisahkan bahwa dia mulai merintis usahanya di tahun 2022 dengan menyelesaikan pesanan pertama sejumlah 60 kotak kudapan kering yang dikirimkan ke Jakarta. Inspirasi menjual kue muncul selama masa pandemi Covid-19.

Awalnya bisnis ini cuma sebagai usaha sampingan saja. Hal itu muncul karena dana yang biasanya masuk ke keluarga berkurang setelah sang suami harus kerja dari rumah (WFH) hingga mendekati delapan bulan lamanya.

“Dari sana, saya terus mencoba-coba, dan malah suami menjadi kritikus utama. Jika dia mengatakan rasanya baik, itu artinya resep tersebut telah diterima,” ungkap Arini saat diwawancara pada Rabu (26/3/2025).

Pengembaraan Arini untuk menghasilkan resep yang paling baik bukannya tanpa tantangan. Meskipun dia menimba ilmu dari beberapa pengaruh di dunia baking, tetapi sering kali output-nya tak sejalan dengan ekspektasinya.

Ternyata, kue nastarnya pernah membentuk seperti kerucut ketika dimasak, dan lapisan telur kuningnya sempat ikutan mengelupas.

Untuk menciptakan kudapan bermutu, Arini pada akhirnya terdaftar dalam pelatihan online dan kemudian mendapatkan formula nastar yang sesuai dari sang ibu mertua.

Tiap mendekati hari Lebaran, Dapur Momi Ai menghadapi permintaan hingga 200 kotak kudapan kering. Tarif yang disajikan beragam, berkisar antara Rp22.000 untuk kotak mini dengan bobot 250 gram sampai Rp65.000 untuk isi nastar di wadah sebesar 600 ml. Kudapan paling mahal mereka yaitu Florentine Cookies, dipatok harga Rp80.000 setiap kotak 600 ml.

“Di samping kue kering, kami juga mengambil pesanan untuk camilan, kotak nasi, tumpeng nasi, berbagai jenis kue, dan juga nasi berkat untuk acara selamatan,” tambah Arini.

Setelah bertahun-tahun bekerja keras, pasar untuk produknya kian membesar sekarang ini. Pesanan-pesannya telah sampai di berbagai tempat seperti Jakarta, Bekasi, bahkan ada pula yang dibawa sebagai oleh-oleh saat pergi ke Wina, Australia, dan Malaysia.

“Omset pada masa Lebaran hanya dari penjualan kue kering sudah pernah mencapai angkaRp10 juta. Agar tetap mempertahankan mutu, saya senantiasa menggunaakan bahan dasar dengan kualitas tinggi yang tentunya harus dipesan di tempat lain, misalnya dari Magelang,” terangkan Arini.

Related posts