Masyarakat Baduy Tidak Terpengaruh Kelangkaan Gas LPG 3 Kg

Masyarakat Baduy Tidak Terpengaruh Kelangkaan Gas LPG 3 Kg

BANTENMEDIA – Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten memiliki cara unik dalam memasak. Mereka tidak menggunakan gas elpiji 3 kg seperti kebanyakan orang pada umumnya. Sejak dulu hingga sekarang, mereka tetap setia menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama.

Santa, seorang warga Badui, mengungkapkan bahwa penggunaan kayu bakar untuk memasak sudah menjadi bagian dari tradisi dan aturan adat mereka. Meskipun gas elpiji 3 kg tersedia secara subsidi, namun masyarakat Badui tetap menolak untuk menggunakannya demi menjaga keberlangsungan adat mereka.

Read More

Kayu bakar yang digunakan oleh masyarakat Badui di kawasan pemukiman maupun kebun dan ladang mereka sangat melimpah. Hal ini membuat mereka tidak perlu khawatir akan kelangkaan bahan bakar. Selain itu, penggunaan kayu bakar juga memiliki manfaat positif untuk lingkungan dan membantu mengirit pengeluaran rumah tangga.

Nani, putri Santa, juga turut serta dalam upaya memasak dengan bahan bakar kayu. Setiap harinya, ia pergi ke kebun dan ladang untuk mencari kayu bakar yang diperlukan. Pepohonan dan ranting yang sudah ditebang untuk pembukaan ladang dan kebun menjadi sumber utama bahan bakar mereka.

Meskipun sejumlah warga Rangkasbitung mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji 3 kg, namun masyarakat Badui tetap tenang karena mereka memiliki cadangan kayu bakar yang cukup untuk pemakaian sehari-hari. Pihak otoritas daerah pun memberikan apresiasi terhadap keputusan masyarakat Badui yang tetap menggunakan bahan bakar tradisional.

Masyarakat Tidak Usah Panik

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Yani, memastikan bahwa ketersediaan gas elpiji 3 kg melalui agen resmi akan terus dipantau. Warga diminta untuk tidak panik atas kelangkaan gas melon dan diyakinkan bahwa permintaan mereka akan terpenuhi dengan baik.

Dengan tetap setia menggunakan kayu bakar untuk memasak, masyarakat Badui menunjukkan kedekatan mereka dengan alam dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Keberlanjutan budaya ini menjadi nilai tambah bagi masyarakat Badui dalam menjaga identitas mereka di tengah modernisasi yang terus berkembang. Semoga cara hidup mereka dapat terus terjaga dan dikenang oleh generasi selanjutnya.

(Admin)

Related posts