5 Alasan yang Membuat Orang Menyiasati Gaya Hidup Hemat, Kok Sama Dengan Anda?

Apa Itu Frugal Living?

Hidup hemat adalah cara hidup yang berfokus pada pemberian perhatian khusus terhadap penabungan dan pengaturan uang dengan cermat.

Kesimpulan pokok dari cara hidup ini ialah mengurangi biaya-biaya tak penting supaya bisa meraih sasaran finansial di masa depan.

Banyak individu lebih memilih gaya hidup hemat untuk mencegah kesulitan finansial serta meredam ketidakstabilan ekonomi dan lapangan kerja.

Tetapi, tidak seluruh individu berminat pada ide tersebut, dan sebagian malah memandangnya secara pesimis.

Tingkah laku individu mengenai gaya hidup hemat dapat bervariasi luas, bergantung pada pengalaman masa lalu mereka, kondisi keuangan sebelumnya, dan iklim sosial di sekitar mereka.

Beberapa orang memandang hal itu sebagai tindakan cerdas untuk mengatur keuangan, sedangkan sebagian lain merasa bahwa itu adalah batasan yang sudah tidak sesuai lagi dengan situasi terkini.

Berikut adalah sejumlah alasannya mengapa orang mungkin tidak terlalu berminat atau malah enggan untuk menjalani gaya hidup hemat.

1. Telah Biasanya Hidup Sederhana Selama Bertahun-tahun

Orang yang kelihatan tak peduli terhadap gaya hidup hemat bukan selalu bermaksud mereka menolak cara hidup tersebut.

Mungkin saja, mereka telah mengadopsi konsep mirip semenjak kecil dan oleh karena itu tak merasa harus bergabung dengan gerakan gaya hidup hemat yang baru-baru ini menjadi trendi.

Sebagai contoh, seseorang yang telah biasa menyimpan uang dan mengurangi pembelian impulsif demi memastikan bahwa hal-hal yang dibelinya sungguh-sungguh dibutuhkan, pada dasarnya telah menerapkan gaya hidup hemat tanpa disadari.

Mereka mungkin kurang bersemangat tentang topik gaya hidup hemat yang saat ini sedang tren karena telah terbiasa.

Mereka bisa jadi menganggap hal itu sebagai sesuatu yang lumrah, tidak lebih dari sebuah cara hidup alternatif yang tak harus diterima.

Di samping itu, individu yang sudah lama mengikuti filosofi hidup hemat kemungkinan akan mempunyai sikap yang lebih lentur.

Tidak perlu bagi mereka untuk menyatakan bahwa mereka menjalankan gaya hidup hemat, karena hal itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian mereka.

Sebagai gantinya dari pembatasan pengeluaran yang ekstrem, mereka lebih memilih untuk melanjutkan gaya hidup belanja dengan fokus pada keperluan sehari-hari tanpa rasa bersalah ataupun ikatan terhadap mode tertentu.

2. Keadaan Keuangannya Masih Lentur

Kondisi keuangan individu secara signifikan berpengaruh pada metode pengaturan dana mereka.

Jika seseorang telah mencapai tingkat penghasilan yang tinggi serta kestabilan dalam karirnya, gaya hidup hemat barangkali tampak kurang penting.

Mereka berpikir tak perlu mengurangi pengeluaran sebab situasi finansialnya tetap terkendali dengan baik.

Sebaliknya, ada yang menganggap gaya hidup hemat hanya penting ketika situasi finansial sedang menurun.

Tetapi, situasi dapat beralih. Saat kondisi finansial memburuk, banyak individu pun bersaing untuk mengadopsi hemat biaya dalam segala hal sehari-hari.

Sayangnya, usaha untuk mengurangi biaya yang dijalankan dengan terburu-buru cenderung tidak begitu berhasil.

Maka dari itu, walaupun posisi finansial tetap kokoh, mulai menganut filosofi hidup hemat sejak awal dapat menjadi tindakan preventif yang cerdas guna mempersiapkan diri menghadapi hal-hal tidak terduga di kemudian hari.

Seseorang yang merasa sangat puas dengan gaya hidup boros bisa jadi tak sadar kalau dirinya sudah terjebak dalam kebiasaan konsumtif.

Tanpa terasa, pola perilaku tersebut dapat menyulitkan mereka dalam menyesuaikan diri ketika mengalami krisis finansial.

Maka dari itu, mengadopsi pola hidup hemat semenjak awal, walaupun situasi finansial belum terlalu tertekan, dapat dianggap sebagai tindakan yang cerdas.

3. Dampak Lingkungan serta Teman Sebaya

Lingkaran sosial serta pergaulan mempunyai dampak signifikan pada bagaimana seseorang melihat gaya hidup hemat.

Apabila seseorang tergabung dalam kelompok teman yang suka menghabiskan uang dan selalu ingin membeli barang baru, dia mungkin ragu-ragu untuk menjalankan gaya hidup hemat lantaran khawatir akan dianggap aneh atau murah hati oleh orang lain.

Tekanan sosial dari lingkaran pertemanan yang gemar bergaya hidup mewah bisa menyulitkan seseorang untuk beralih ke gaya hidup hemat, walaupun di lubuk hatinya dia sebenarnya mendukung ideologi tersebut.

Keperluan untuk dipandang sebagai bagian dari suatu grup terkadang jauh lebih besar daripada hasrat untuk berhemat. Terlebih lagi, ada kalanya individu akan merasakan ketidaknyamanan atau rasa malu bila dirinya tampak lebih irit dibandingkan dengan kawan-kawannya.

Di samping itu, masih ada pandangan negatif yang meyakini bahwa orang yang terlalu pelit tak menikmati kehidupan mereka.

Sebagian orang merasa bahwa kehidupan itu terbatas dan tidak seharusnya diisi hanya dengan pengeluaran yang hemat secara berlebihan.

Maka dari itu, individu yang ada dalam lingkaran sosial yang sungguh-sungguh menekankan konsumsi bisa ragu untuk mengikuti gaya hidup hemat karena khawatir akan dieksklusikan atau dinilai sebagai orang yang terlalu cermat dengan uang.

4. Menyamakan Gaya Hidup Hemat Tak Penting di Era Saat Ini

Perkembangan jaman memberikan kesulitan khusus kepada orang-orang yang berkeinginan untuk menjalankan gaya hidup hemat.

Pada zaman digital sekarang ini, godaannya untuk membeli barang menjadi lebih besar akibat dari banyaknya iklan yang bertebaran di dunia maya serta platform-media sosial.

Tidak hanya itu, platform e-commerce membolehkan orang berbelanja kapan pun mereka mau cukup dengan melakukan beberapa kali sentuhan layar.

Di samping itu, fenomena flexing atau pamer harta karun di platform digital ini membuat sebagian besar individu berpikir bahwa mereka harus mendapatkan beberapa benda spesifik supaya tampak semakin mencolok dimata kawan-kawannya.

Sehingga, gaya hidup hemat dianggap sebagai hal yang sukar untuk diterapkan dan bertentangan dengan alur kecenderungan sosial.

Sebagian orang mengatakan bahwa saat ini sangatlah challenging untuk menjalani gaya hidup hemat dikarenakan biaya kehidupan yang semakin naik.

Biaya untuk produk dan layanan terus meningkat, membuat sebagian orang yakin bahwa upaya mengirit uang mereka tak akan memberi dampak besar.

Ini menyebabkan beberapa orang berpikir bahwa gaya hidup hemat sudah tidak lagi sesuai dan menjadi sukar untuk dijalankan dalam keseharian mereka.

5. Hidup hemat sering dianggap sama dengan sifat pelit

Alasannya terbesar bagi sebagian orang untuk tidak mencoba gaya hidup hemat ialah karena mereka mengekui hal itu sama saja dengan sifat pelit. Namun, sesungguhnya ada perbedaan yang cukup besar antara keduanya.

Hidup hemat mengutamakan manajemen keuangan yang cerdas dengan mengurangi biaya tak penting sehingga keperluan dasar bisa dipenuhi secara lebih optimal.

Di sisi lain, individu yang murah hati biasanya enggan melakukan pembelanjaan meskipun untuk hal-hal esensial dan melupakan kewajiban keuangannya seperti mencicil hutang.

Misalnya saja, orang yang menjalankan gaya hidup hemat akan membatasi pengeluaran untuk keperluan yang tak penting supaya dapat membayar lunas hutang dengan lebih cepat.

Di sisi lain, individu yang seringkali dianggap murah hati bisa jadi akan enggan untuk mengeluarkan uangnya dan menolak pembayaran hutang walaupun mereka sebenarnya mempunyai dana lebih dari cukup.

Miskomunikasi ini menyebabkan sebagian besar orang khawatir akan dijuluki secara buruk dan akhirnya ragu untuk mengadopsi prinsip hidup hemat.

Kesimpulan

Hidup hemat tidak hanya merupakan sebuah mode, tetapi juga suatu cara hidup yang bisa memungkinkan individu untuk meraih kestabilan finansial serta meningkatkan taraf hidup mereka.

Akan tetapi, beberapa hal seperti kebiasaan sejak dini, situasi ekonomi yang belum terbatas, dampak persahabatan, perkembangan jaman, dan prasangka negatif kerap kali menjadi penyebab mengapa tidak setiap individu merasa tertarik untuk menerapkan gaya hidup hemat.

Meskipun terdapat banyak sudut pandang, gaya hidup hemat masih menawarkan keuntungan signifikan apabila dijalankan secara tepat.

Tidak perlu terlalu drastis, namun cukup dengan memperketat kontrol atas biaya sehari-hari sehingga dapat meraih sasaran keuangan yang lebih baik di kemudian hari.

Apakah Anda berminat untuk mengimplementasikan gaya hidup hemat dalam keseharian Anda?

Related posts