Serangan Drone Ukraina ke Rusia Mencatat Rekor Baru
Serangan besar-besaran pesawat nirawak oleh Ukraina terhadap wilayah Rusia pada akhir pekan lalu menjadi peristiwa yang menarik perhatian dunia. Serangan ini disebut sebagai yang terbesar sejak perang berlangsung sejak 2022. Berbagai bandara utama di Moskow harus ditutup sementara akibat serangan tersebut.
Pihak otoritas penerbangan Rusia melaporkan bahwa lebih dari 140 penerbangan dibatalkan, sementara lebih dari 130 penerbangan lainnya harus dialihkan. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa lebih dari 230 pesawat nirawak berhasil dicegat sejak Sabtu pagi, termasuk 27 di atas kota Moskow. Wilayah Kaluga, yang berada di sebelah barat daya Moskow, juga mengalami dampak dari serangan ini. Sebanyak 45 pesawat nirawak jatuh di wilayah tersebut, sehingga memaksa Bandara Internasional Kaluga untuk ditutup sementara.
Asosiasi Operator Tur Rusia mencatat bahwa bandara-bandara di Moskow ditutup sepuluh kali dalam 24 jam akibat serangan berulang dari pesawat nirawak Ukraina. Meski demikian, operasional bandara kembali normal pada hari Minggu.
Serangan Balasan Rusia Menewaskan Warga Sipil Ukraina
Sementara Ukraina fokus pada serangan terhadap infrastruktur Rusia, pasukan Rusia melakukan serangan udara di berbagai wilayah Ukraina. Dalam laporan resmi, setidaknya tiga orang warga sipil tewas akibat serangan ini. Dua korban tewas ditemukan di Donetsk, sedangkan seorang wanita berusia 78 tahun meninggal di Sumy setelah bangunan tempat tinggal terbakar.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa mereka berhasil menembak jatuh 18 dari 57 drone Rusia semalam. Selain itu, tujuh drone lainnya kehilangan sinyal radar setelah diganggu. Serangan juga dilaporkan terjadi di Kharkiv, Dnipropetrovsk, dan Zaporizhzhia.
Putin Menunjukkan Kesiapan untuk Berdamai
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyampaikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin masih terbuka terhadap proses perdamaian dengan Ukraina. Namun, ia menegaskan bahwa tujuan-tujuan Rusia harus dipenuhi terlebih dahulu.
“Presiden Putin telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk membawa penyelesaian konflik Ukraina ke penyelesaian damai sesegera mungkin,” kata Peskov. Ia menambahkan bahwa proses ini membutuhkan waktu, upaya, dan komitmen yang kuat.
Zelensky Mendorong Perundingan Langsung dengan Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajukan usulan untuk mengadakan putaran perundingan baru guna memulai kembali negosiasi yang sebelumnya terhenti. Ia menyatakan kesiapannya untuk bertemu langsung dengan Putin, dengan mengatakan bahwa pertemuan di tingkat kepemimpinan diperlukan untuk benar-benar memastikan perdamaian.
Meskipun upaya-upaya perdamaian sebelumnya gagal mencapai gencatan senjata, beberapa kesepakatan pertukaran tahanan telah tercapai.
Trump Mendukung Ukraina dan Mengancam Rusia
Ukraina mendapatkan dukungan dari mantan Presiden AS Donald Trump. Ia mengumumkan bahwa “senjata terbaik” akan dikirim ke Ukraina melalui sekutu NATO. Trump juga memperingatkan Rusia bahwa mereka memiliki waktu 50 hari untuk mencapai kesepakatan atau menghadapi tarif yang berat.
Dalam wawancara dengan BBC, Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Putin tetapi menegaskan bahwa ia belum selesai dalam pendiriannya. Menanggapi pernyataan Trump, Peskov menyatakan bahwa semua orang sudah terbiasa dengan retorika keras dan lugas dari Trump. Ia juga menegaskan kembali niat Rusia untuk terus berupaya memfasilitasi penyelesaian damai.



