Nenek Terluka Akibat Serangan Buaya Saat Berwudhu Sebelum Salat Subuh

Nenek Terluka Akibat Serangan Buaya Saat Berwudhu Sebelum Salat Subuh

Nenek 62 Tahun Terluka Parah Setelah Diserang Buaya Saat Berwudhu di Sungai

Seorang nenek berusia 62 tahun, Nursehan, mengalami luka serius setelah diserang oleh buaya saat sedang berwudhu di tepi sungai. Peristiwa ini terjadi di Desa Bagendang Permai, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Senin (21/7/2025) pagi sekitar pukul 05.00 WIB.

Nursehan yang sedang bersiap melakukan Salat Subuh tiba-tiba mendapati dirinya diserang oleh seekor buaya. Saat itu, korban sedang mengambil air wudhu di sungai yang berada tidak jauh dari rumahnya. Tiba-tiba, buaya muncul dari permukaan air dan langsung menyerang lengan korban.

Read More

Camat Mentaya Hilir Utara, Muslih, menjelaskan bahwa korban diduga sedang mandi sekaligus berwudhu. “Saat itu, tiba-tiba seekor buaya menyerang dan menyeret korban ke dalam sungai,” ujarnya.

Warga sekitar yang mendengar teriakan korban langsung bergegas memberikan pertolongan. Dengan sigap, mereka berhasil menyelamatkan Nursehan dari gigitan buaya yang sempat menyeretnya sejauh enam meter dari tepi sungai. Korban kemudian dibawa ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Dari hasil pemeriksaan awal, Nursehan mengalami luka cukup parah di bagian tangan akibat gigitan satwa buas tersebut. “Beruntung korban masih bisa diselamatkan meskipun mengalami luka serius di bagian tangan. Sekarang sedang dirawat di Puskesmas Mentaya Hilir Utara,” jelas Muslih.

Penanganan oleh BKSDA dan Peringatan bagi Warga

Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Pos Sampit telah menerima laporan terkait insiden ini dan akan melakukan pemantauan lebih lanjut di lokasi kejadian. Komandan BKSDA Kalteng, Muriansyah, mengatakan bahwa pihaknya masih menelusuri informasi terkait keberadaan buaya tersebut.

“Kami minta warga agar lebih berhati-hati, apalagi saat beraktivitas di tepi sungai,” ujar Muriansyah. Ia menambahkan bahwa sungai di kawasan tersebut memang merupakan habitat alami buaya, sehingga potensi konflik dengan manusia masih cukup tinggi.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat melakukan aktivitas di perairan seperti mencuci, mandi, atau mengambil air untuk keperluan ibadah. Warga diminta untuk selalu waspada dan memperhatikan lingkungan sekitar saat berada di dekat sungai.

Reaksi Masyarakat dan Langkah Pencegahan

Masyarakat sekitar merasa khawatir setelah kejadian ini. Banyak dari mereka mengkhawatirkan keselamatan diri sendiri dan keluarga, terutama ketika harus beraktivitas di dekat sungai. Beberapa warga mengatakan bahwa mereka akan lebih hati-hati dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, terutama saat berada di area yang dikenal sebagai habitat buaya.

Selain itu, beberapa tokoh masyarakat juga mengajak warga untuk saling mengingatkan satu sama lain. Mereka berharap pihak berwenang dapat memberikan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif, seperti pemasangan tanda peringatan atau sosialisasi tentang bahaya buaya di sekitar wilayah sungai.

Kesimpulan

Peristiwa penyerangan buaya terhadap nenek Nursehan menjadi momen penting bagi masyarakat setempat. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan risiko yang ada di lingkungan alami. Selain itu, hal ini juga menjadi tantangan bagi pihak berwenang untuk meningkatkan upaya perlindungan dan edukasi kepada masyarakat agar bisa hidup harmonis dengan alam tanpa mengorbankan keselamatan diri sendiri.

Related posts