Penyakit Mental yang Paling Umum dan Dampaknya terhadap Kesehatan Global
Menurut laporan dari organisasi kesehatan global, satu dari delapan orang di dunia mengalami gangguan mental. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental telah menjadi isu penting yang memengaruhi masyarakat secara luas. Gangguan mental tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga berdampak pada produktivitas, hubungan sosial, serta beban ekonomi secara keseluruhan. Sayangnya, stigma dan kurangnya akses layanan kesehatan mental sering kali membuat banyak kasus tidak tertangani secara optimal. Kesadaran dan pemahaman publik tentang jenis-jenis gangguan mental menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan ini.
10 Jenis Penyakit Mental yang Paling Umum
1. Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorder/MDD)
Gangguan Depresi Mayor adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang tertekan secara persisten dan kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari. Gejalanya mencakup perubahan pola tidur, nafsu makan, kelelahan ekstrem, gangguan kognitif, serta pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Penyebabnya melibatkan faktor genetik, biologis, psikologis, dan lingkungan. Pengobatan meliputi terapi farmakologis, psikoterapi, dan perubahan gaya hidup.
2. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)
Gangguan kecemasan mencakup kondisi seperti gangguan kecemasan umum, fobia spesifik, dan gangguan panik. Gejala utamanya termasuk rasa takut atau khawatir yang berlebihan, ketegangan otot, sulit tidur, dan serangan panik. Terapi kognitif perilaku (CBT) dan penggunaan obat seperti antidepresan SSRI digunakan sebagai penanganan. Penting untuk diketahui bahwa gangguan kecemasan bisa melumpuhkan aktivitas harian jika tidak ditangani.
3. Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder)
Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem antara episode mania dan depresi. Penderitanya bisa merasa sangat bersemangat pada satu waktu, lalu sangat putus asa di waktu lain. Pengobatan melibatkan penstabil mood seperti lithium, serta terapi psikologis untuk mengenali pemicu. Gangguan ini sangat berdampak pada kemampuan seseorang untuk bekerja dan menjalin hubungan sosial.
4. Gangguan Makan (Eating Disorders)
Contohnya adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder. Gangguan ini memengaruhi hubungan seseorang terhadap makanan, citra tubuh, dan harga diri. Terapi nutrisi, terapi perilaku kognitif, dan dukungan keluarga menjadi pendekatan yang umum digunakan. Gangguan makan bisa mematikan jika tidak ditangani serius.
5. Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya
Skizofrenia adalah gangguan otak kronis yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Gejalanya meliputi delusi, halusinasi, dan pemikiran yang kacau. Penanganannya mencakup obat antipsikotik dan program rehabilitasi psikososial jangka panjang. Skizofrenia sering menimbulkan stigma dan ketakutan, sehingga pasien sering mengalami diskriminasi.
6. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder / Gangguan Stres Pascatrauma)
PTSD muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis seperti peperangan, bencana alam, atau kecelakaan parah. Gejala meliputi kilas balik, mimpi buruk, dan menghindari hal-hal yang mengingatkan pada trauma. Terapi eksposur, EMDR, dan CBT menjadi pendekatan terapi yang efektif. PTSD sangat umum pada veteran perang, penyintas bencana, dan korban kekerasan seksual.
7. OCD (Obsessive-Compulsive Disorder / Gangguan Obsesif-Kompulsif)
OCD ditandai dengan pikiran obsesif yang mengganggu dan perilaku kompulsif berulang. Meski pasien menyadari bahwa perilaku ini berlebihan, mereka merasa tidak mampu mengontrolnya. Pengobatan utama adalah CBT dengan teknik eksposur dan pencegahan respons (ERP), serta pengobatan SSRI. OCD bisa sangat membatasi kehidupan sosial dan produktivitas penderita jika tidak ditangani.
8. ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder / Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)
ADHD biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi bisa berlanjut hingga dewasa. Gejala utamanya termasuk kesulitan memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan usia. Penanganan meliputi terapi perilaku, modifikasi lingkungan belajar, dan pemberian stimulan seperti metilfenidat.
9. Gangguan Kepribadian (Personality Disorders)
Gangguan kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang kaku dan maladaptif, yang mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. Tipe yang umum termasuk gangguan kepribadian ambang (borderline), narsistik, antisosial, dan paranoid. Terapi dialektik (DBT) dan psikoterapi jangka panjang dapat membantu. Stigma dan salah paham terhadap pasien gangguan kepribadian masih tinggi di masyarakat.
10. Gangguan Perkembangan Saraf (Neurodevelopmental Disorders)
Kategori ini meliputi autisme (ASD), gangguan komunikasi, dan disleksia. Autisme adalah kondisi spektrum yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Intervensi dini, seperti terapi wicara dan terapi okupasi, meningkatkan kualitas hidup anak dengan autisme secara signifikan. Meskipun bukan “penyakit mental” dalam pengertian klasik, gangguan ini berdampak besar pada fungsi psikososial.




