PEMERINTAH
Afghanistan
Selama periode tiga tahun terakhir, sebanyak 40 monumen dan fasilitas bersejarah yang menghadapi ancaman kerusakan sudah direnovasi, sesuai dengan laporannya.
Xinhua
,
Jumat, 27 Maret 2025.
Ketua Sementara dari Departemen Informasi dan Budaya di Afghanistan, Khabib Ghufran menyampaikan hal tersebut.
situs
m
Monumen sejarah ini sudah direnovasi di tujuh propinsi. Dia menambahkan, “Telah didirikan satuan pengamanan khusus guna menjaga benda-benda purbakala serta tempat-tempat bersejarah.”
Tempat Wisata Bersejarah Afghanistan
Berdasarkan laporan dari departemen setempat, sekitar 8.200 wisatawan mancanegara berkunjung ke monumen bersejarah negeri tersebut di tahun 2024. Pihak pemerintahan Afghanistan sudah memulai proses restorasi pada beberapa puluh bangunan warisan tua serta situs-situs historis ini sebagai upaya untuk mencegah lebih jauh dampak rusaknya struktur karena pertikaian dan bencana alam.
Restorasi salah satu monumen tersebut dilakukan di Lembah Bamiyan, tempat terdapat dua patung Buddha besar yang rusak pada tahun 2001. Pemandangannya mencerminkan evolusi seni dan agama dari abad pertama sampai ketiga belas, menunjukkan karakteristik wilayah Bakhtria kuno. Hal ini juga menyatukan berbagai pengaruh budaya ke dalam aliran seni Buddha Gandhara.
Wilayah ini penuh dengan struktur monastik dan lokasi ibadah Buddha bersama dengan benteng yang berasal dari masa Islam. Lokasi tersebut turut jadi target pembongkaran oleh kelompok Taliban terhadap dua patung Buddha.
UNESCO
Mendaftarkan sisa-sisa patung tersebut sebagai situs warisan dunia untuk bidang kebudajaan. Hingga saat ini, lokasi tersebut tetap dijaga oleh UNESCO dan merupakan prioritas besar bagi pemulihan yang dilakukan pemerintah Afghanistan.
Di kota Herat terdapat benteng Qala Ikhtiyaruddin yang berusia sejak zaman Alexander Agung dan sudah mendapatkan perbaikan besar-besaran. Berdasarkan informasi tersebut,
Archnet
,
Herat yang terletak di lembah Hari Rud sudah berpenghuni sejak zaman keabadan keenam sebelum masa kini.
Benteng Herat adalah sebuah timbunan tanah yang berada di bagian utara Kota Tua dan disebut juga dengan nama Kuhandazh. Situs ini merujuk kepada benteng yang telah didirikan oleh Aleksander Agung pada tahun 330 Sebelum Masehi. Hal itu dilakukan pasca pengambilalihannya dari kota Achaemenid yang bernama Artacoana atau Aria.
Fort ini sebelumnya adalah sebuah benteng militer, namun saat ini telah diubah menjadi museum dan tempat kebudayaan melalui tahap restorasi yang dibiayai oleh beberapa organisasi global.
Trump Akan Melarang Wisatawan dari Afghanistan dan Pakistan Memasuki Amerika Serikat



