Masjid Agung Nurul Islam Cilegon, Jejak Perjuangan Rakyat dengan Sejarah Panjang

Masjid Agung Nurul Islam Cilegon, Jejak Perjuangan Rakyat dengan Sejarah Panjang

BANTENMEDIA – Masjid Nurul Ikhlas, yang lebih dikenal sebagai Masjid Agung, terletak di Kota Cilegon, Banten, merupakan salah satu bukti perjuangan umat Islam yang tersimpan dalam sejarah.

Sejarah Islam di Indonesia memang unik, mulai dari kedatangan pertama hingga penyebaran agama Islam di kawasan Nusantara.

Agama Islam telah berkembang di Indonesia sejak ratusan tahun silam dan selalu memainkan peran krusial dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan.

Seperti dilaporkan Kabar Banten melalui saluran Youtube Mang Dhepi, berikut adalah sejarah Masjid Agung Nurul Islam yang terletak di Kota Cilegon.

Berdasarkan berbagai sumber, disebutkan bahwa masjid bersejarah ini diperkirakan dibangun pada tahun 1596, yaitu saat masa penjajahan Belanda. Karena telah berusia ratusan tahun, bangunan masjid tersebut rentan mengalami keruntuhan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Cilegon mengambil keputusan untuk merenovasi bangunan dan arsitektur masjid agar terlihat lebih mewah dan megah.

Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga kerap menyelenggarakan berbagai aktivitas keagamaan, termasuk penyiaran ajaran agama.

Dengan gaya arsitektur Timur Tengah yang dilengkapi empat menara tinggi serta kubah masjid yang dicat hijau seperti Masjid Nabawi, membuat bangunan terlihat lebih megah di tengah Kota Cilegon.

Inilah yang menjadikan masjid yang berada di jalan protokol Sultan Ageng Tirtayasa ini sebagai simbol keagamaan Kota Cilegon yang terkenal sebagai kota industri.

Rute menuju Masjid Agung Cilegon tergolong mudah, karena lokasi masjid ini berada di jalan utama yaitu Jalan Sultan Agen Tirtayasa 2, Cilegon.

Jalan ini merupakan salah satu jalur utama yang sering dilalui oleh banyak kendaraan di depan masjid.

Selain itu, masjid yang terletak di antara pusat perdagangan sebagai pusat bisnis dengan area mencapai pelabuhan Merak sangat mudah ditemui.

Jika ingin pergi ke Pelabuhan Merak atau Cilegon, masjid ini mudah ditemukan karena menaranya yang tingginya mencapai 55 meter terlihat dari jauh.

Masjid Agung Cilegon yang berdiri megah di atas lahan seluas 3.600 meter persegi ini sebenarnya sudah berdiri lama, bahkan menurut beberapa sumber, masjid ini telah ada sejak masa penjajahan.

Dulunya bentuk masjid ini sangat berbeda dengan yang sekarang. Pada awalnya, menara masjid ini hanya memiliki tinggi yang rendah. Mendekati kemerdekaan Indonesia, masjid tersebut mengalami renovasi pertamanya.

Selanjutnya antara tahun 1960 hingga akhir 1990, masjid tersebut mengalami dua kali perbaikan. masjid ini memiliki menara yang cukup tinggi.

Masjid ini mengalami perbaikan menyeluruh dan mengubah bentuk awalnya saat renovasi tahap ketiga.

Karena bentuk bangunan masjidnya sangat berbeda dengan sebelumnya, setelah dilakukan perbaikan, Masjid Agung Cilegon kini memiliki tampilan yang mirip dengan masjid-masjid di kawasan Timur Tengah.

Gaya arsitektur kubah dan menara masjid ini mirip dengan masjid yang terdapat di wilayah Timur Tengah.

Kemudian sekitar tanggal 02 Februari 2006, Pemerintah Kota Cilegon melakukan perbaikan menyeluruh terhadap pembangunan masjid. Proyek renovasi ini diinisiasi oleh Walikota Cilegon Tb Aat Syafa’at. Pembangunan masjid utama ini berlangsung selama sekitar tiga tahun.

Setidaknya memerlukan biaya sekitar 24 miliar rupiah untuk pembangunan dan perbaikan masjid ini. Pada tahun 2008, Nurul Ikhlas diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia (RI) Maftuh Basuni bersama Walikota Cilegon H. Tb. Aat Syafa’at agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Cilegon.

Masjid Agung Nurul Ikhlas kini menjadi sumber kebanggaan warga Cilegon yang memang dikenal memiliki nilai-nilai keagamaan yang tinggi.

Masjid tersebut terletak di pusat Kota Cilegon, yaitu di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa 2, posisinya berada tepat di depan rumah dinas Wali Kota Cilegon atau bekas kantor Residen Goebel, serta dekat dengan Stasiun Cilegon di kota tersebut.

Letaknya jika keluar dari gerbang tol Cilegon Timur, kemudian mengikuti jalan menuju ke arah kota, setelah melewati kawasan perdagangan dan bisnis kota tersebut, dari kejauhan menara masjid ini tampak menyambut kedatangan pengunjung dengan menunjukkan kebesarannya.

Related posts