OKE FLORES.COM – Isu pembagian wilayah kembali muncul di kawasan Jabodetabek. Kali ini, Tangerang Raya menjadi perhatian utama. Keluhan masyarakat untuk membentuk provinsi baru semakin terdengar, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, perkembangan industri, serta kebutuhan layanan publik yang lebih cepat dan merata.
Pembangunan Ibu Kota yang Berkembang Terus-menerus
Tangerang Raya mencakup Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan merupakan area yang mengalami pertumbuhan paling cepat di Provinsi Banten.
- Kota Tangerangsebagai pusat transportasi nasional berkat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
- Kabupaten Tangerangberkembang menjadi raksasa industri dengan ribuan pabrik yang berada di Cikupa, Balaraja, Pasar Kemis, hingga Curug.
- Tangerang Selatan (Tangsel)tumbuh menjadi kota tempat tinggal yang modern serta pusat bisnis kreatif, pendidikan, dan gaya hidup perkotaan.
Berada di posisi yang strategis di sebelah barat Jakarta, Tangerang Raya sering dijuluki sebagai pusat ekonomi baru di sekitar ibu kota.
Aspirasi yang Kian Nyaring
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan pelayanan publik di Tangerang sering dianggap kurang cepat. Banyak warga Kabupaten Tangerang mengeluhkan jarak yang jauh menuju pusat pemerintahan di Tigaraksa. Di Tangsel, masyarakat meminta percepatan pembangunan infrastruktur kota agar dapat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tajam.
Kepada warga, pemekaran provinsi bukan hanya tentang kebanggaan. Mereka yakin bahwa Provinsi Tangerang Raya akan membuat layanan lebih dekat, pembangunan berjalan lebih cepat, serta pemerataan yang lebih nyata.
Jalan Berliku Menuju Pemekaran
Meskipun memiliki potensi yang besar, jalannya proses pemekaran masih penuh tantangan. Pemerintah pusat hingga saat ini masih menerapkan larangan sementara terhadap pemekaran wilayah karena alasan anggaran. Membentuk provinsi baru berarti harus mempersiapkan gedung pemerintahan, pengeluaran untuk pegawai, serta infrastruktur layanan dari awal.
Tidak hanya itu, persaingan kepentingan politik sering kali menghentikan diskusi ini di meja pembahasan. Sebagian pihak mendukung sepenuhnya, namun ada juga yang merasa lebih baik fokus pada pembangunan di Banten daripada menambahkan provinsi baru.
Mimpi atau Kenyataan?
Dengan jumlah penduduk yang besar, kemampuan industri yang kuat, serta letak geografis yang strategis, Tangerang Raya dianggap mampu menjadi provinsi yang mandiri. Namun, segalanya kembali kepada keputusan pemerintah pusat: apakah akan mengizinkan berdirinya Provinsi Tangerang Raya, atau tetap mempertahankan kondisi saat ini di bawah naungan Banten.
Bagi masyarakat, harapan tetap sama: pembangunan yang seimbang, pelayanan yang cepat, serta kehidupan yang lebih baik. Apakah impian tersebut akan segera menjadi kenyataan? Waktu yang akan memberikan jawabannya.***





