JABEJABE.CO –Pembagian dividen saham merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mendapatkan penghasilan pasif dalam pasar modal.
Namun, banyak investor pemula masih kurang memahami secara mendalam cara pembagian dividen, sumbernya dari mana, serta kapan waktu yang paling tepat untuk membeli saham agar berhak menerima dividen.
Artikel ini memberikan jawaban untuk semua pertanyaan tersebut berdasarkan fakta, data, dan penjelasan yang masuk akal sehingga Anda dapat memanfaatkannya secara maksimal.
Apa yang Dimaksud dengan Dividen Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki.
Dividen dapat berupa uang tunai (cash dividend) atau saham tambahan (stock dividend).
Proses pembagian dividen dimulai dengan keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), yang biasanya diadakan setahun sekali, yang menyetujui pengalokasian laba bersih perusahaan kepada pemegang saham.
Sebagai contoh, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengumumkan pembagian 60% laba bersih tahun 2024 dalam bentuk dividen tunai sebesar Rp16,64 triliun, berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Dari Manakah Perusahaan Memperoleh Dana untuk Membayar Dividen?
Dana dividen berasal dari laba bersih yang dicatat oleh perusahaan dan disahkan oleh pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham.
Misalnya, jika sebuah perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp1 triliun dan memutuskan untuk membagikan 40% sebagai dividen, maka dana yang tersedia adalah sebesar Rp400 miliar. Jumlah tersebut kemudian dibagi merata sesuai dengan jumlah saham yang beredar. Jika terdapat 10 miliar saham, maka besarnya dividen per saham (DPS) adalah Rp40 per lembar.
Perusahaan yang tidak menghasilkan keuntungan biasanya tidak mampu memberikan dividen, kecuali dengan memanfaatkan laba yang disisihkan (retained earnings).
Siapa Saja yang Berhak Menerima Dividen Saham?
Pemegang saham yang terdaftar pada tanggal cum date berhak mendapatkan dividen.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
Cum DateTanggal penutupan pembelian saham agar memenuhi syarat menerima dividen.
Ex DateHari pertama saham dijual tanpa hak untuk menerima dividen.
Recording DateTanggal pencatatan merupakan tanggal di mana pihak perusahaan menentukan siapa saja pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Payment DateTanggal dividen benar-benar dicairkan ke rekening pemegang saham.
Contoh kasus: Jika Anda membeli saham BBRI pada tanggalcum date, Anda tetap mendapatkan dividen meskipun menjualnya sehari setelahnya (ex date).
Apakah Seluruh Perusahaan Membagikan Laba?
Tidak. Hanya perusahaan yang memiliki keuntungan dan struktur keuangan yang baik yang mampu memberikan dividen.
Perusahaan teknologi seperti GOTO atau BUKA umumnya tidak memberikan dividen karena masih mengalami kerugian atau lebih memilih menginvestasikan keuntungan untuk pertumbuhan perusahaan (growth company). Di sisi lain, perusahaan milik negara seperti BBRI, TLKM, dan PGAS secara rutin membagikan dividen karena memiliki laba bersih yang stabil.
Berdasarkan data IDX (2024), hanya 215 dari lebih dari 800 perusahaan yang memberikan dividen secara terus-menerus dalam tiga tahun terakhir.
Bagaimana Menghitung Uang Dividen yang Diterima oleh Investor?
Besaran dividen yang diterima = Total saham x Dividen per lembar saham.
Contoh: Jika Anda memiliki 5.000 lembar saham TLKM, dan TLKM membayarkan dividen sebesar Rp160 per lembar, maka Anda akan mendapatkan:
5.000 x Rp160 = Rp800.000(belum termasuk pajak akhir 10%)
Jika perusahaan membagikan dividen saham(dividen saham) dengan rasio 10:1, artinya setiap 10 lembar saham yang Anda miliki, Anda akan menerima 1 lembar saham tambahan.
Apa Saja Manfaat dan Bahaya yang Diperoleh dari Dividen Saham?
Keuntungan dividen:
Pendapatan pasif rutin
Sinyal perusahaan sehat
Daya tarik jangka panjang bagi investor pendapatan
Risiko dividen:
Harga saham cenderung menurun pada saat tanggal ex dividen berlaku.(biasanya sebanding dengan besaran dividen)
Tidak menjamin penghasilan setiap tahun
Pajak final yang mengurangi keuntungan dividen
Data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa rata-rata harga saham mengalami penurunan sebesar 1–2% pada hari ex date, khususnya untuk dividen yang besar seperti UNVR dan BBNI.
Kapan Waktu Paling Ideal Membeli Saham Agar Mendapatkan Dividen?
Waktu terbaik adalah sebelum cum date, sebaiknya 2–3 hari sebelumnya untuk menghindari risiko teknis T+2 penyelesaian.
Namun, jangan hanya membeli karena dividen. Periksa juga nilai saham dan tren harga saham. Contohnya, saham PTBA yang memiliki yield dividen tinggi mungkin terlihat menarik, tetapi jika harganya telah naik cukup signifikan menjelang tanggal ex-dividen, kemungkinan penurunan setelah tanggal ex-dividen bisa lebih besar daripada dividen itu sendiri.
Apa yang Dimaksud dengan Dividend Yield dan Bagaimana Menggunakannya?
Rasio dividen per saham terhadap harga saham saat ini disebut yield dividen, yang digunakan untuk menilai pengembalian dividen terhadap harga pasar.
Rasio Dividen = (Dividen per Saham / Harga Saham) x 100%
Contoh: Saham BBNI dengan harga Rp9.000 memberikan dividen sebesar Rp450 → Yield = 5%. Saham seperti PTBA dan HMSP dikenal memiliki yield tinggi di atas 8% setiap tahunnya.
Tingkat dividen berguna untuk membandingkan kemungkinan dividen antara saham-saham tertentu serta membandingkannya dengan instrumen pendapatan tetap lainnya seperti tabungan atau obligasi.***




