Kunci Sukses BYD: Menggeser Tesla sebagai Raja Global Mobil Listrik

Kunci Sukses BYD: Menggeser Tesla sebagai Raja Global Mobil Listrik

.CO.ID, Produsen otomotif asal Tiongkok, BYD, telah secara resmi melemahkan posisi Tesla sebagi pemimpin dalam penjualan kendaraan bertenaga listrik global. Mengandalkan desain dengan harga bersahabat, teknologi charging yang canggih, serta permintaan tinggi dari pasarnya utama seperti China dan India, BYD kini sedang meruntuhkan dominasi pasar tersebut. Di sisi lain, Tesla tengah berjuangan untuk mempertahankan pangsa pasarnya di China maupun Eropa lantaran angka penjualannya semakin anjlok.

Di tahun 2024, BYD menyatakan laba bersih senilai 107 miliar dolar AS dan berhasil mengeksportasi 4,27 juta unit mobil ke berbagai belahan dunia—angka ini lebih dari dua kali lipat jumlah pengiriman Tesla yang mencapai 1,79 juta. Sejalan dengan itu, Tesla merogoh pendapatan hingga 97,7 miliar dolar AS namun harus menghadapi penurunan penjualannya untuk pertama kalinya yaitu sebesar 1,1%.

Nomor-nomornya tidak berbohong—BYD sedang mengubah peraturan industri ini. Tetapi faktor apa saja yang mendorong peningkatan pesat BYD tersebut, dan apakah Tesla bisa bersaing dengannya?

Keberhasilan BYD datang dari campuran harga yang kompetitif, teknologi canggih, serta posisi solidnya di China — pasar mobil terbesar global. Ini adalah hal yang memisahkan mereka dari Tesla.


Strategi penetapan harga terjangkau

Berbeda dengan Tesla yang fokus pada mobil listrik high-end, BYD menyediakan pilihan hemat biaya yang mencakup kalangan yang lebih besar. Pendekatan BYD dalam hal model hybrid dan elektrik bukan cuma terbatas pada penjualan mobil 100% listrik; mereka juga memimpin pasaran hybrid, sehingga membuat tawaran mereka menjadi lebih dapat diterima bagi para pembeli yang masih ragu untuk beralih total ke kendaraan listrik.

Pasarnya yang besar di China, BYD mendominasi 32% pangsa pasarnya untuk kendaraan bertenaga baru di negara tersebut pada tahun 2024, sedangkan Tesla hanya mencapai 6,1%.

BYD pun turut meluaskan sayapnya ke pasar yang sedang tumbuh dengan masuk ke India terlebih dahulu sebelum Tesla dan sudah meningkatkan jejaknya di area seperti Brazil serta ASEAN.


Bagaimana kontribusi teknologi terhadap kemajuan BYD?

Salah satu kekuatan terbesar BYD adalah inovasinya yang tiada henti. Perusahaan baru-baru ini meluncurkan sistem pengisian daya ultra cepat 1.000 kW yang dapat menambah jangkauan 250 mil hanya dalam lima menit—jauh melampaui Supercharger Tesla, yang membutuhkan waktu 15 menit untuk menyediakan jangkauan 200 mil. Terobosan ini sendiri merupakan terobosan baru dalam adopsi kendaraan listrik.

Di samping itu, BYD memperkenalkan sistem Advanced Driver Assistance Systems (ADAS), yang mereka namakan “Mata Dewa,” pada kebanyakan mobil produksinya secara gratis. Di lain pihak, fitur Full Self-Driving (FSD) dari Tesla masih berstatus sebagai langganan dengan biaya tinggi yaitu 99 dolar AS per bulannya atau bisa juga dibeli sekali pakai senilai 8.000 dolar AS serta menghadapi hambatan regulasi di China.


Mengapa Tesla mengalami kendala di Tiongkok dan Eropa?

Petualangan Tesla di Tiongkok telah direkam secara menyeluruh. Pada tahun 2024, penjualan mereka di sana merosot sebesar 50%, utama karena keterlambatan regulasi yang berhubungan dengan launching FSD serta bertambahnya tekanan dari produsen mobil listrik domestik. Kepemimpinan BYD dalam pasar dalam negeri menjadikan Tesla hampir tidak mungkin untuk bersaing dengannya.

Di Eropa, situasinya tak banyak berbeda. Pada Februari 2025, penjualan Tesla mengalami penurunan sebesar 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya akibat persaingan sengit dari produsen mobil listrik asal Eropa dan China. Selain itu, konsumen cenderung memilih alternatif kendaraan listrik yang lebih murah, hal ini pun ikut mendorong penyempitan pasarnya Tesla.

Apa yang membuat BYD berhasil di India sedangkan Tesla mengalami hambatan?

India merupakan pangsa pasaran kedua untuk kenderaan roda empat secara global, dan BYD telah menjadikan dirinya sebagai pemimpin dalam industri ini. Model BYD Atto 3 telah tersebar luas di jalanan India mulai tahun 2022, dengan jumlah pengiriman melebihi 700 unit sejak awal tahun 2023.

Pada saat yang sama, Tesla sudah berusaha selama bertahun-tahun untuk menegosiasikan tarif impor yang tinggi serta aturan tentang produksi dalam negeri di India bersama pihak pemerintah. Namun demikian, belum ada perkembangan signifikan terhadap hal tersebut. Keterlambatan ini justru memberi peluang bagi BYD untuk unggul dan mulai membangun reputasi merk-nya sebelum Tesla resmi hadir di pasaran.


Apakah ini titikakhirnya untuk dominasi Tesla?

Tesla tetap memegang teguh citra merek yang solid serta sekumpulan konsumen setianya, akan tetapi kini dihadapkan dengan hambatan-hambatan yang semakin signifikan dibanding masa lalu. Agar dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan mungkin perlu untuk berpikir keras tentang penurunan tarif jual mobil mereka supaya bisa terus bersaing.

Tesla perlu meningkatkan penetrasi di pasarnya yang sedang tumbuh dengan pesat. Perusahaan ini harus memperkuat jaringan stasion pengisiannya agar dapat bersaing dengan sistem pengisian daya supercepat milik BYD.

Atasi kendala regulasi di China guna menghadirkan FSD dan memulihkan fondasi yang terhilang.

Lanskap EV berubah dengan cepat, dan BYD telah membuktikan bahwa Tesla bisa dikalahkan. Apakah Tesla dapat bangkit kembali masih harus dilihat, namun untuk saat ini, BYD sedang menentukan langkah untuk masa depan kendaraan listrik.

Related posts