ChatGPT Dorong Trend Ghiblifikasi Gambar, OpenAI Hadapi Berbagai Reaksi

ChatGPT Dorong Trend Ghiblifikasi Gambar, OpenAI Hadapi Berbagai Reaksi





,


Jakarta


– Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sekali lagi mendapat perhatian besar usaiChatGPT mengembangkan modelnya.

GPT-4o

tidak hanya bisa menghasilkan gambar, tetapi juga memberi gaya pada gambar tersebut seperti karya studio

Ghibli

, studio anime asal Jepang yang populer. Walaupun tren tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai fans, beberapa kelompok mengkritik adanya kemungkinan pelanggaran hak cipta serta efeknya pada para seniman.

Seorang pengguna bernama Janu Lingeswaran mem-posting foto kucingnya pada perangkat buatan baru ChatGPT dan merombaknya menjadi gaya Ghibli. “Saya sangat menyukai hasil akhir tersebut. Kamilah berencana untuk mencetak dan menempelkannya di tembok,” ujar Lingeswaran seperti dilaporkan.
Associated Press
Jumat, 28 Maret 2025.

ChatGPT, yang dikembangkan oleh

OpenAI

Telah mendorong penggunaan ekstensif pada percobaan ‘Ghiblifikasi’. Sampai ke titik yang CEO-nya, Sam Altman, memutuskan untuk merubah fotonya di media sosial menjadi sesuai dengan gaya Studio Ghibli. Di dalam dokumen teknikal tersebut, OpenAI menyatakan bahwasannya perangkat terbaru mereka ini bakal menggunakan pendekatan yang hati-hati saat menciptakan tiruan estetika sang seniman.

Kemampuan untuk menolak permintaan saat seseorang berusaha menghasilkan gambar dengan gaya seniman yang masih aktif sudah kami tambahkan.” Namun perusahaan juga melanjutkan, “Memperbolehkan ragam gaya studi yang lebih besar—yang di gunakan pencintanya untuk menciptakan dan mendistribusikan berbagai karya asli yang sungguh-sunguh menyenangkan dan membekali inspirasi.

Dengan maraknya postingan-postingan gaya Studio Ghibli di platform-media sosial, kembali menjadi sorotan sebuah pernyataan dari Hayao Miyazaki, seorang co-founder dari studionya tersebut, tentang penggunaan kecerdasian buatan atau AI dalam industri animasi. Pada suatu dokudmeneter tahun 2016, Miyazaki menyuarakan ketidaksukacitaannya setelah memandangi demonstrasi AI yang menciptakan gerakan badan karakter berjalan dengan aneh layaknya merayap menggunakan kepala.

Orang yang mempresentasikan animasi itu mengatakan kalau AI memungkinkan membuat gerakan-gerakan yang tidak terbayangkan oleh manusia. Contohnya gerakan zombie seperti yang dipresentasikannya itu. Tapi, Miyazaki rupanya punya penilaian berbeda.

“Siapa pun yang menciptakan hal ini tidak tahu apa arti penderitaan,” ujarnya saat itu. Sang animator dan pembuat film yang kini berusia 84 tahun itu menegaskan tidak akan pernah ingin memasukkan teknologi itu ke dalam karyanya. Dia juga merasa itu adalah penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri.

Ahli hukum bernama Josh Weigensberg menggarisbawahi adanya kemungkinan terjadinya pelanggaran hak cipta ketika menggunakan kecerdasan buatan untuk mereplikasi gaya dari Studio Ghibli. Dia menyatakan, “Hal ini memunculkan pertanyaan tentang apakah mereka sudah mendapatkan lisensi atau persetujuan yang diperlukan untuk proses pelatihan tersebut.” Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa walaupun style secara keseluruhan mungkin belum tentu diatur oleh undang-undang hak cipta, namun beberapa aspek tertentu pada sebuah karya seni tetap perlu dipertimbangkan dalam konteks hukum.

Menurut dia, dalam film-film hasil karya Studio Ghibli seperti Howl’s Moving Castle atau Spirited Away, sebuah frame dapat diambil untuk menggambarkan komponen-komponennya. Dia menjelaskan kemudian bahwa kita harus membandingkan keluaran dari kecerdasan buatan generatif tersebut dengan gambar-gambar itu sendiri dan mencari unsur-unsur yang sama atau hampir serupa.

Seniman Karla Ortiz, yang saat ini sedang melawan perusahaan pembuatan kecerdasan buatan karena diduga pelanggaran hak cipta, turut menyuarakan keprihatinan terhadap fenomena tersebut. “Mereka merujuk pada merek Ghibli, nama mereka, serta karyanya dan reputasinya untuk mendongkrak promosi OpenAI,” ujar Ortiz. “Itu merupakan bentuk penodaan. Itulah pemerasan.”

Ortiz makin marah ketika pihak berwenang di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump juga memposting foto ala Ghibli tentang wanita yang telah diamankan petugas Imigrasi Amerika Serikat. “Memandangi kreasi seni sehalus dan secantik buatan Miyazaki hancur hanya demi menciptakan hal serupa sampah,” tulis Ortiz di laman media sosialnya.

Sekarang ini, berdasarkan pernyataannya untuk Wall Street Journal, OpenAI menyebutkan bahwa GPT-40 telah melalui pelatihan memakai informasi yang dapat diakses umum dan juga data spesial dari kerjasama mereka bersama perusahaan-perusahaan tertentu seperti
Shutterstock
Namun, OpenAI masih menetapkan aturan mengenai hak cipta.

“Kami menghargai hak-hak para seniman ketika merancang proses pengeluaran hasil, serta memiliki aturan yang melarang pembuatan gambar yang secara langsung mereproduksi karya seniman yang masih aktif,” ujar Chief Operating Officer OpenAI Brad Lightcap seperti dilaporkan.
Tech Crunch
.

Sebagai wujud dari janji itu, OpenAI menawarkan sebuah formulir
opt-out
Bagi pencipta yang berkeinginan menyingkirkan hasil ciptaan mereka dari set data latih, perusahaan tersebut pun turut memperlihatkan komitmennya terhadap penghargaan atas permohonan semacam itu agar pencegahan dapat dilaksanakan.
bot web-scraping
Mereka mengumpulkan informasi dari laman web, mencakup juga foto.

Related posts