Iskandar Ismail: Sang Pionir di Balik Sukses Indonesia Airlines dari Aceh

Iskandar Ismail: Sang Pionir di Balik Sukses Indonesia Airlines dari Aceh





,


Jakarta


– Maskapai baru
Indonesia Airlines
Grup (INA) diberitakan akan segera diluncurkan. Tidak seperti kebanyakan maskapai dalam negeri yang mengutamakan layanan penerbangan domestic, INA menyuguhkan konsep kelas atas serta berpusat pada rute international.

Maskapai tersebut mendapat dukungan dari
Calypte Holding
PT. Terbatas, yaitu suatu perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dan aktif dalam bidang energi, pertanian, serta penerbangan. Walaupun basis utamanya ada di Singapura, maskapai ini masih mempertahankan koneksi kuat dengan Indonesia melalui aspek kepemilikannya dan pendekatan bisnisnya. Nanti, airlines tersebut pun akan menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, terletak di Tangerang, Banten sebagai pangkalan operasi mereka.

INA akan menjalankan 20 pesawat canggih, mencakup 10 buah Airbus A321neo atau A321LR untuk jalur sedang dan sejumlah 10 unit lainnya yaitu Airbus A350-900 bersama dengan Boeing 787-9 untuk perjalanan jarak jauh. Melalui pendekatan ini, maskapai bernama Indonesia Airlines bertujuan menjadi saingan baru dalam bidang transportasi udara global.

Meskipun kabarnya akan segera beroperasi di berbagai platform media sosial, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa hingga kini mereka belum menerima aplikasi izin atau dokumen penting lainnya berkaitan dengan pembentukan dan operasional maskapai penerbangan baru bernama Indonesia Airlines.

“Kami mengklaim hingga saat ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara belum mendapatkan aplikasi untuk Sertifikat Standar Transport Udara Niaga Terjadwal atau pun Sertifikat Operator Pesawat Udara (AOC) yang bernama Indonesia Airlines,” ungkap Plt Direktur Jenerl Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Lukman F. Laisa melalui sebuah keterangan di Jakarta pada Hari Minggu tanggal 23 Maret 2025 sebagaimana dikutip dari sumber tersebut.
Antara.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) di Kementerian Perhubungan telah menyatakan dengan jelas bahwa sampai saat ini mereka belum mendapatkan aplikasi izin atau dokumen resmi apa pun dari entitas bisnis yang beroperasional di bawah nama maskapai penerbangan Indonesia Airlines.

“Baik dalam hal mendirikan maskapai pengangkut udara komersial berkala atau mengurus izin operasi penerbangan di ruang udara Indonesia,” katanya.

Selanjutnya, perlu dicatat bahwa orang yang berada di belakang pendirian Indonesia Airlines merupakan
Iskandar Ismail
, seorang pebisnis dari Aceh, Indonesia, yang telah mengembangkan pengetahuan mendalam dalam bidang energi dan finansial. Dengan visi bisnis yang solid serta jejaring internasional yang ekstensif, Iskandar berkomitmen untuk mentransformasi INA menjadi perusahaan penerbangan bergengsi dengan kemampuan bersaing di kancah penerbangan global.


Profil Iskandar Ismail

Iskandar Ismail dilahirkan di Bireuen, Aceh, pada tanggal 7 April 1983. Ia melanjutkan studi ke jenjang tinggi di Universitas Syiah Kuala (USK), yang terletak di Banda Aceh. Karirnya dimulai setelah musibah tsunami Aceh; ketika itu dia ikut serta dalam Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias guna mendukung proses pemulihannya.

Setelah itu, Iskandar menyatu dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dari tahun 2006 sampai 2009. Di tempat tersebut, ia mengumpulkan pengetahuan luas tentang industri listrik serta energi alternatif. Kemajuan karirnya selanjutnya membawanya masuk ke ranah perbankan dan asuransi, di mana jangkar profesionalismenya semakin meluas dalam ekosistem finansial.

Setelah bertugas selama beberapa tahun di industri perbankan, Iskandar pun mulai sering berkomunikasi dengan para investor serta praktisi dari sektor energi. Sampai akhirnya, pada tahun 2015, dia memilih untuk keluar dari dunia perbankan dan merintis usaha dalam bidang kelistrikan di tanah air.

Tahun 2017, Iskandar membangun sebuah usaha dalam bidang energi. Akan tetapi, perusahaannya itu menemui banyak hambatan saat terjadi pandemic COVID-19 sehingga membuat Iskandar berupaya untuk mencari kesempatan lain. Upayanya tersebut kemudian membawanya ke Singapura dimana disitulah ia bertemu dengan mitra bisnis barunya dan meluncurkan Calypte Holding Pte. Ltd. pada tahun 2022.

Pada saat ini, Calypte Holding mengelola tiga bidang inti: energi, pertanian, serta aviasi. Perusahaan tersebut merupakan pemilik mayoritas dari Indonesia Airlines, yang turut menjadi komponen dalam rencana pengembangan Calypte ke arah sektor penerbangan.

Related posts