Bukan Hanya Ibu, Ayah Juga Berisiko Terkena Depresi Postpartum

Bukan Hanya Ibu, Ayah Juga Berisiko Terkena Depresi Postpartum

Kini, orang-orang telah mulai menyadarinya: kehamilan dan persalinan dapat membuat seorang ibu berisiko tinggi untuk mengidap depresi. Namun, kemungkinan besar masih sedikit dari mereka yang mengetahui bahwa para suami potensial maupun bapa-bapa baru pun memiliki risikonya sendiri, loh.

Ya Moms,

Pregnancy, Birth and Baby

Menurut data, 1 dari 10 bapak baru bisa menderita depresi saat istri mereka hamil atau sesudah melahirkan. Bahkan mengejutkannya, kondisi depresi pada para suami tersebut tak semuanya dipicu oleh kenyataan bahwa sang istri juga sedang mengalaminya.

Depresi pada bapak dapat muncul bahkan sebelum lahir sang buah hati dan semakin bertambah berat pasca persalinan. Bapak baru kurang mendapat dukungan dari pelayanan yang biasanya dirasakan oleh ibu baru. Mereka lebih jarang berkunjung kepada dokter, tenaga kesehatan maternal dan neonatal, ataupun bidan; di mana umumnya persoalan-persoalan bagi kaum hawa banyak ditangani disana.

Sama seperti gangguan depresi yang dihadapi oleh ibu, kondisi depresi pada bapak pun harus segera dikelola. Ini bertujuan agar dapat mencegah dampak berkelanjutan terhadap keadaan psikologis si bapak serta relasi antara dirinya dengan istrinya, buah hatinya, anggota keluarganya, dan sahabat-sahabatnya.

Mengapa Ayah Mengalami depresi?

Sama seperti jenis-jenis depresi lainnya, banyak elemen fisik, sosial, serta emosi yang bisa mendorong seorang pria untuk terkena depresi.

  • Keberadaan dukungan sosial dan emosional yang kurang.

  • Stres dan perubahan dalam hubungan.

  • Kurang tidur.

  • Masalah kehilangan dan kesedihan.

  • Mengalami kesulitan beradaptasi dalam peran baru sebagai orang tua.

  • Memenuhi harapan.

  • Pengalaman bersalin yang tidak menyenangkan atau penuh trauma.

Sebagian laki-laki mungkin menganggap pergantian dinamika dalam lingkungan perkawinan dan susunan keluarganya cukup berat untuk ditanganinya. Pandangan konvensional seputar fungsi bapak serta sifat jantan bisa membuat para lelaki enggan untuk mendiskusikan emosinya. Ketidaknyamanan berkaitan dengan beban yang bertambah, stres ekonomi, serta keseimbangan antara tugas kerja juga turut mempengaruhi situasi ini.

Faktor Resiko Penyakit Depresi Pada Bapak

Beberapa resikonya yang berhubungan dengan depresi pada bapak (depresi paternal) antara lain adalah:

  • Pasangan laki-laki yang mengidap depresi setelah persalinan.

  • Riwayat depresi sebelumnya.

  • Masalah hubungan.

  • Rendah diri.

  • Rasanya kurang mampu dalam menempati peran sebagai orangtua.

  • Pertama kali menjadi ayah.

  • Bayi yang gelisah.

Kecemasan sang bapak bisa berdampak pada laki-laki di setiap tahapan umur, jenis karakter, serta tingkat finansialnya.

Gejala Depresi Ayah

Beberapa tanda-tanda yang berkaitan dengan kondisi depresi pasca persalinan pada laki-laki antara lain termasuk:

Lelah ekstrem, pusing dan pegal-pegal, cepat tersulut emosi, gelisah serta jengkel, hilangnya hasrat seksual, berubahnya selera makan, merasa tak tertahankan, kehilangan kontrol dan sulit menyelesaikannya, meningkatkan perilaku ambil resiko dalam hal pola tidur, terutama insomnia, rasa kesepian dan putus asa dari pasangan, sahabat atau keluarga, bertambahnya waktu bekerja seolah menjadi bentuk menjauh dari rumah tangga, menggunakan lebih banyak minuman keras atau zat-zat psikedelik bukan untuk menyembuhkan depresi tetapi malah memperparah kondisi tersebut.

Related posts