Peringatan BMKG: Gempa Banten Dirasakan Senin 28 Juli 2025

Peringatan BMKG: Gempa Banten Dirasakan Senin 28 Juli 2025

Gempa Bumi di Muara Binuangeun Banten dengan Kekuatan 3,5 M

Pada hari Senin, 28 Juli 2025, terjadi gempa bumi di wilayah Muara Binuangeun, Banten. Berdasarkan data yang diperoleh, gempa ini memiliki kekuatan sebesar 3,5 Skala Richter (M). Titik episentrum gempa berada pada jarak 59 kilometer arah barat daya dari Muara Binuangeun Banten, dengan kedalaman sekitar 26 kilometer.

Gempa tersebut tercatat pada pukul 07:03:11 WIB. Koordinat lokasi gempa adalah 7,20 LS dan 105,49 BT. Informasi ini diperoleh melalui pengamatan dan pemantauan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG juga menyampaikan bahwa informasi ini bersifat sementara dan akan diperbarui seiring dengan kelengkapan data yang lebih akurat.

Read More

Skala MMI dan Dampak Gempa Bumi

BMKG juga memberikan informasi mengenai skala Modified Mercalli Intensity (MMI) untuk menilai tingkat dampak gempa. Berikut penjelasannya:

  • I MMI: Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
  • II MMI: Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
  • III MMI: Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah. Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
  • IV MMI: Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
  • V MMI: Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
  • VI MMI: Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang. Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
  • VII MMI: Semua orang di rumah keluar. Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
  • VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat. Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
  • IX MMI: Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan. Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipa-pipa dalam rumah putus.
  • X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
  • XI MMI: Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
  • XII MMI: Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

Peringatan dan Tindakan yang Disarankan

Meski gempa yang terjadi memiliki kekuatan rendah, masyarakat di sekitar lokasi perlu tetap waspada. BMKG selalu memantau perkembangan gempa dan memberikan informasi terkini secara berkala. Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga kesiapsiagaan, terutama jika berada di daerah rawan gempa.

Selain itu, masyarakat disarankan untuk mengikuti anjuran dari instansi terkait, seperti BMKG, serta melakukan langkah-langkah pencegahan seperti memastikan struktur bangunan aman dan siap menghadapi gempa bumi. Dengan kesadaran dan persiapan yang baik, risiko dampak gempa bisa diminimalkan.

Related posts