Aplikasi Fintech dan E-Wallet RI Rentan Serangan AI

Aplikasi Fintech dan E-Wallet RI Rentan Serangan AI

Perusahaan Fintech di Indonesia Perlu Tingkatkan Keamanan Aplikasi Seluler

Perkembangan teknologi digital di Indonesia semakin pesat, terutama dalam sektor perusahaan fintech dan e-wallet. Namun, dengan pertumbuhan ini juga muncul tantangan baru, khususnya dalam hal keamanan aplikasi seluler. Berdasarkan penjelasan dari Dean McDonald, Director of Customer Success di Appdome, tingkat serangan siber yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) semakin meningkat, sehingga perusahaan harus lebih waspada.

Menurut Dean, laju ekonomi yang dihasilkan melalui aplikasi seluler menjadi celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber. Banyak perusahaan fintech di Indonesia masih menggunakan metode lama seperti Software Development Kit (SDK) dan Multi-Factor Authentication (MFA) untuk menjaga keamanan aplikasi mereka. Padahal, pendekatan ini sudah tidak lagi relevan menghadapi ancaman modern yang semakin canggih.

Read More

Salah satu area yang paling rentan adalah proses onboarding atau Know Your Customer (KYC). Dean menyarankan agar perusahaan tidak hanya menggunakan AI sebagai alat analitik, tetapi benar-benar menjadikannya sistem pertahanan aktif. Dengan demikian, risiko serangan dapat diminimalkan secara signifikan.

Tingkat serangan siber telah meningkat dua kali lipat sejak 2024, dan diperkirakan akan terus naik. Teknologi AI memungkinkan pelaku kejahatan untuk meniru suara, wajah, bahkan sidik jari dengan sangat meyakinkan. Hal ini membuat perlindungan keamanan aplikasi menjadi semakin penting.

Appdome memiliki solusi untuk melindungi proses sensitif dalam aplikasi, seperti login dan transaksi pembayaran, dari serangan otomatis atau berbasis AI. Teknologi Mobile Bot Defense milik Appdome mampu mendeteksi deepfake dan bot jahat secara real-time. Dengan kemampuan ini, pengguna dapat merasa lebih aman saat menggunakan aplikasi finansial.

Selain itu, Appdome juga menghindari risiko crash atau gangguan performa yang seringkali menjadi kelemahan dari SDK. Platform ini dapat mengenali perangkat yang digunakan untuk mengakses aplikasi, serta mengidentifikasi jika pengguna masuk dari perangkat baru yang belum dikenali. Hal ini memberikan perlindungan tambahan terhadap akses yang tidak sah.

Dengan pendekatan AI-native dan tanpa memerlukan integrasi kode, platform Appdome menjadi jawaban atas kebutuhan perlindungan menyeluruh yang tidak bisa ditawarkan oleh pendekatan tradisional. Penggunaan teknologi ini memungkinkan perusahaan fintech untuk tetap aman meskipun menghadapi ancaman siber yang semakin canggih.

Kemajuan teknologi tentu saja membawa manfaat besar bagi masyarakat, tetapi juga harus disertai dengan langkah-langkah keamanan yang tepat. Dengan adanya solusi seperti Appdome, perusahaan fintech di Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan pengguna dan memastikan keamanan data serta transaksi yang dilakukan.

Related posts