16 Ribu Pengunjung Jadi Bukti Perpustakaan Saidjah Adinda Favorit Anak dan Remaja Lebak

16 Ribu Pengunjung Jadi Bukti Perpustakaan Saidjah Adinda Favorit Anak dan Remaja Lebak

Pengunjung Perpustakaan Saidjah Adinda Kabupaten Lebak Capai 16.000 Orang

Selama periode Januari hingga Juli 2025, jumlah pengunjung Perpustakaan Saidjah Adinda di Kabupaten Lebak mencapai 16.000 orang. Angka ini masih jauh dari target tahunan yang ditetapkan sebesar 36.000 pengunjung. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Lebak, Robert Chandra.

“Selama satu semester ini, jumlah pengunjung berada di kisaran 16.000 orang,” ujarnya pada Senin (21/7/2025). Menurutnya, rata-rata pengunjung harian mencapai 100 orang, dengan dominasi dari anak-anak usia dini hingga remaja dan mahasiswa.

Read More

“Itu mayoritas pengunjung yang datang ke sini. Dan kebetulan memang menjadi titik fokus kami, karena jumlahnya paling besar,” tambahnya.

Perpustakaan Saidjah Adinda telah dilengkapi berbagai fasilitas untuk menunjang kebutuhan pengunjung. Fasilitas tersebut antara lain ruang baca anak, studio mini, dan ruang baca umum. Pihak perpustakaan terus berupaya memberikan pelayanan dan kenyamanan agar anak-anak mulai tertarik membaca dan beralih dari penggunaan handphone ke buku.

Robert mengaku, dalam satu hari perpustakaan pernah menerima enam rombongan kunjungan sekaligus. Hal ini membuat ruang menjadi penuh dan pelayanan cukup kewalahan. Meski demikian, pihak perpustakaan tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pengunjung.

Selain layanan di dalam gedung, pihak perpustakaan juga mengoperasikan perpustakaan keliling. Namun, saat ini hanya tersedia dua unit kendaraan yang digunakan untuk layanan tersebut. Biasanya, permintaan datang dari sekolah-sekolah SD dan SMP. Saat ini, baru 14 kecamatan yang bisa dilayani karena keterbatasan anggaran, namun pihak perpustakaan tetap berupaya memaksimalkan pelayanan.

Robert berharap angka kunjungan ke Perpustakaan Saidjah Adinda terus meningkat. Ia berkeyakinan bahwa dengan peningkatan jumlah pengunjung, budaya literasi akan semakin kuat di kalangan generasi muda.

“Sebab membaca adalah jendela dunia. Dari situlah wawasan dan pengetahuan baru terbuka,” pungkasnya.

Strategi Meningkatkan Minat Baca

Untuk meningkatkan minat baca, pihak perpustakaan telah merancang beberapa strategi. Salah satunya adalah melibatkan komunitas lokal dan organisasi pemuda dalam berbagai kegiatan literasi. Misalnya, program baca bersama, lomba menulis, dan pertemuan penulis lokal. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk membuat perpustakaan lebih dekat dengan masyarakat.

Selain itu, perpustakaan juga aktif dalam mengadakan pelatihan bagi guru dan pengajar agar mereka dapat memberikan contoh yang baik dalam mengajak siswa membaca. Program ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memperluas cakrawala pengetahuan siswa.

Pihak perpustakaan juga sedang mempertimbangkan pengembangan digital. Dengan adanya e-book dan akses internet, pengunjung dapat lebih mudah mengakses informasi dan sumber belajar yang beragam. Ini diharapkan mampu menarik minat pengunjung yang lebih muda, yang biasanya lebih akrab dengan teknologi.

Tantangan dan Harapan Masa Depan

Meski ada banyak inisiatif yang dilakukan, perpustakaan masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran yang memengaruhi pengembangan fasilitas dan layanan. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca juga menjadi hambatan.

Namun, Robert tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan kerja sama yang baik antara pihak perpustakaan, masyarakat, dan pemerintah daerah, keberadaan perpustakaan akan semakin bermanfaat. Ia berharap, dalam waktu dekat, jumlah pengunjung akan terus meningkat dan perpustakaan bisa menjadi pusat edukasi yang nyaman dan menyenangkan bagi semua kalangan.

Related posts