Evakuasi Warga Palestina di Jalur Gaza Tengah
Pada hari Minggu (20/7/2025), militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina yang tinggal di wilayah tengah Jalur Gaza. Perintah ini dikeluarkan sebagai respons terhadap ancaman operasi militer baru yang akan dilakukan terhadap kelompok Hamas, khususnya di area yang sebelumnya belum pernah menjadi lokasi operasi militer.
Juru bicara militer Israel untuk media Arab, Avichay Adraee, menyampaikan pernyataan melalui platform X. Dalam pernyataannya, ia menyarankan kepada warga sipil dan para pengungsi di wilayah Deir el-Balah untuk segera meninggalkan daerah tersebut. Ia menjelaskan bahwa Israel sedang memperluas aktivitas militer di sekitar Deir el-Balah, termasuk di kawasan yang sebelumnya tidak pernah dioperasikan.
Adraee juga meminta warga untuk berpindah ke arah selatan, menuju wilayah al-Mawasi di pesisir Mediterania, demi menjaga keselamatan mereka. Wilayah al-Mawasi sering disebut sebagai zona aman oleh pihak Israel.
Perang di Gaza telah memasuki bulan ke-22. Banyak dari lebih dua juta penduduk Gaza telah mengalami pengungsian setidaknya sekali akibat seruan evakuasi yang terus-menerus dikeluarkan oleh Israel. Menurut data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), hingga Januari lalu, lebih dari 80 persen wilayah Jalur Gaza masih dalam kondisi terkena perintah evakuasi yang belum dicabut.
Kekhawatiran Keluarga Sandera
Di samping situasi evakuasi, keluarga para sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 juga menunjukkan kekhawatiran. Mereka khawatir bahwa perluasan operasi militer justru dapat membahayakan keselamatan orang-orang yang mereka cintai.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui kelompok kampanye, keluarga para sandera meminta pemerintah Israel memberikan penjelasan rinci tentang rencana operasi tersebut. Mereka juga ingin tahu bagaimana Israel berencana melindungi para sandera yang masih berada di Gaza.
Serangan Militer dan Upaya Gencatan Senjata
Sementara itu, menurut laporan dari badan pertahanan sipil Gaza kepada AFP, serangan Israel pada malam Sabtu menewaskan sedikitnya tujuh orang di Kota Gaza dan beberapa wilayah di selatan. Dalam dua pekan terakhir, delegasi Israel dan Hamas melakukan perundingan tidak langsung terkait kemungkinan gencatan senjata selama 60 hari di Gaza. Perundingan ini juga mencakup pembebasan 10 sandera yang masih hidup.
Dari total 251 orang yang disandera saat serangan Hamas pada 2023, hanya 49 orang yang masih berada di Gaza. Militer Israel menyebut bahwa 27 di antaranya diperkirakan telah tewas.
Pada hari Sabtu, keluarga korban sandera melakukan unjuk rasa di Tel Aviv, pusat ekonomi Israel. Mereka meminta PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk segera mengupayakan pemulangan para sandera serta mengakhiri konflik yang terus berlangsung.
Operasi Militer di Wilayah Jabalia
Di wilayah utara Gaza, militer Israel menyatakan bahwa pasukannya meningkatkan operasi darat di Jabalia. Puluhan anggota kelompok bersenjata dilaporkan tewas, sementara ratusan infrastruktur kelompok tersebut berhasil dihancurkan.
“Terowongan bawah tanah sepanjang 2,7 kilometer dengan kedalaman sekitar 20 meter telah ditemukan dan dihancurkan,” demikian pernyataan militer Israel. Operasi ini menunjukkan intensifikasi perang yang terus berlangsung di berbagai wilayah Gaza.



