Serangan Israel di Selatan Lebanon Kembali Menewaskan Dua Orang
Serangan yang dilakukan oleh militer Israel kembali terjadi di wilayah selatan Lebanon, menargetkan tempat-tempat yang diduga sebagai markas dari milisi Hizbullah. Dalam insiden terbaru ini, pihak Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa dua orang meninggal dunia akibat serangan tersebut.
Menurut laporan yang diberikan oleh lembaga kesehatan setempat, satu korban tewas ditemukan di kota Khiam akibat serangan drone Israel. Sementara itu, korban kedua tewas setelah kendaraan sepeda motor yang dikendarainya menjadi sasaran serangan lainnya di daerah Yohmor al-Shaqeef.
Media pemerintah Lebanon juga menyebutkan bahwa salah satu korban tewas dalam serangan di Khiam adalah seorang warga yang sedang memperbaiki saluran pipa di atap rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa serangan Israel tidak hanya menargetkan anggota milisi Hizbullah, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan penduduk sipil di wilayah tersebut.
Israel sendiri mengklaim bahwa serangan mereka tepat sasaran dan telah berhasil menewaskan seorang anggota pasukan Radwan, yang merupakan bagian dari pasukan elit Hizbullah. Militer Israel menyatakan bahwa korban yang tewas terlibat dalam upaya membangun kembali infrastruktur Hizbullah di kota Khiam.
Serangan ini menjadi pelanggaran keempat kalinya oleh Israel setelah adanya kesepakatan gencatan senjata antara negara tersebut dengan Hizbullah pada November 2024. Kesepakatan ini mengharuskan milisi Hizbullah untuk mundur ke wilayah utara sungai Litani, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel.
Wilayah yang ditinggalkan oleh Hizbullah tersebut kini dijaga oleh Tentara Lebanon dan Pasukan PBB. Kedua pihak ini diperbolehkan berada di kawasan selatan Lebanon sebagai bagian dari mekanisme penjagaan yang disepakati.
Meskipun demikian, Israel juga melakukan penarikan pasukannya dari wilayah tersebut. Namun, militer negara tersebut masih bertahan di lima area yang mereka anggap strategis. Penetapan posisi ini menunjukkan bahwa Israel tetap menjaga kepentingan keamanannya di wilayah perbatasan, meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata.
Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kembali meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah. Meski gencatan senjata telah dibuat, pelanggaran-pelanggaran seperti ini sering kali memicu reaksi dari pihak Hizbullah, yang selalu bersikeras untuk menjaga wilayah perbatasan dan kepentingan keamanannya.
Dengan situasi yang terus memburuk, masyarakat di wilayah selatan Lebanon semakin merasa khawatir akan ancaman serangan yang bisa terjadi kembali. Mereka berharap agar pihak-pihak terkait dapat segera mencari solusi damai yang bisa membawa perdamaian jangka panjang.



