Penutupan Pelabuhan Eilat Akibat Serangan Houthi
Pelabuhan Eilat, yang merupakan pelabuhan terbesar di Israel, resmi ditutup mulai hari Minggu (20/7/2025) mendatang. Keputusan ini diambil setelah serangan dari kelompok Houthi di Yaman mengganggu jalur pelayaran internasional, sehingga memicu krisis keuangan yang parah. Dampaknya sangat terasa pada sektor logistik dan ekonomi negara tersebut.
Serangan Houthi telah menyebabkan gangguan besar pada operasi pelabuhan. Jalur pelayaran yang sebelumnya lancar kini menjadi lumpuh total. Hal ini menyebabkan pendapatan pelabuhan menurun drastis, dengan laporan menunjukkan penurunan lebih dari 80 persen dalam pendapatan. Tidak hanya itu, pajak yang seharusnya masuk juga tertunda, semakin memperparah situasi keuangan pelabuhan.
Salah satu dampak utama dari penutupan ini adalah hilangnya peran Eilat sebagai pintu utama impor kendaraan ke Israel. Sebelumnya, pelabuhan ini menjadi pusat penting dalam mendistribusikan barang-barang penting ke berbagai wilayah di negara tersebut. Kini, kapal-kapal yang sebelumnya menuju Eilat beralih ke pelabuhan lain seperti Ashdod dan Haifa.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa kerugian yang dialami oleh pelabuhan Eilat disebabkan oleh ketidakstabilan jalur pelayaran internasional akibat serangan Houthi di Laut Merah. Situasi ini membuat jalur ke Eilat tidak aman bagi kapal-kapal yang melintas. Akibatnya, banyak perusahaan dan pengusaha memilih untuk menggunakan pelabuhan alternatif.
Selain itu, jumlah pekerja di pelabuhan juga mengalami penurunan signifikan. Sebelumnya, terdapat sekitar 113 pekerja yang bekerja di sana, namun kini hanya tersisa 47 orang. Banyak dari mereka belum menerima gaji penuh, karena pendapatan pelabuhan yang menurun drastis.
Situasi ini menjadi bukti nyata bahwa serangan Houthi berhasil mengganggu stabilitas ekonomi dan logistik di Israel. Meskipun pelabuhan Eilat masih memiliki peran penting dalam perdagangan, kini kondisi yang tidak stabil membuatnya sulit untuk beroperasi secara normal.
Kemungkinan besar, langkah-langkah darurat akan diambil oleh pemerintah Israel untuk mencari solusi mengatasi krisis ini. Beberapa opsi yang mungkin dilakukan antara lain mencari jalur pelayaran alternatif atau meningkatkan keamanan di pelabuhan-pelabuhan lain.
Dengan penutupan pelabuhan Eilat, dampaknya akan dirasakan oleh berbagai sektor ekonomi, termasuk industri otomotif dan perdagangan. Masyarakat dan pengusaha akan harus menyesuaikan diri dengan perubahan baru ini, yang mungkin akan berlangsung dalam jangka panjang.
Perlu diperhatikan bahwa situasi ini juga bisa memengaruhi hubungan internasional, terutama dengan negara-negara yang biasanya melakukan perdagangan melalui jalur pelayaran yang terganggu. Pemerintah Israel akan membutuhkan strategi yang lebih baik untuk menghadapi ancaman-ancaman seperti ini di masa depan.


