Video Komandan Israel Akui Serangan Iran Sebagai Kiamat, Gedung 10 Lantai Hancur

Video Komandan Israel Akui Serangan Iran Sebagai Kiamat, Gedung 10 Lantai Hancur

Pengalaman Mencekam Tentara Israel Saat Serangan Iran

Pada bulan Juni tahun lalu, wilayah Israel menghadapi serangan bertubi-tubi dari Iran yang berlangsung selama 12 hari. Dalam pengungkapan terbaru, tentara Israel menggambarkan detik-detik mencekam yang mereka alami saat menghadapi ancaman tersebut. Salah satu tokoh yang membagikan pengalamannya adalah Kolonel (Purn.) Yossi Pinto, Komandan Brigade Pencarian dan Penyelamatan Komando Garis Depan IDF.

Pinto menjelaskan bahwa ia langsung siaga tinggi setelah menerima informasi tentang serangan besar yang diluncurkan oleh pihak Iran. Pada tanggal 12 Juni 2025, ia menerima panggilan dari markas militer yang memberitahu adanya serangan yang sangat serius. Saat itu, ia merasa kehancuran sudah dekat dan segera menghubungi empat komandan unitnya untuk meningkatkan kesiagaan maksimal.

Read More

Saat rudal Iran menghantam kota Bat Yam, Pinto dan timnya langsung bergegas menuju lokasi reruntuhan. Gedung dengan 10 lantai tersebut hancur total, menyebabkan banyak warga terjebak di dalamnya. Beberapa korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh. Menurut laporan pemerintah setempat, jumlah korban jiwa mencapai 28–29 orang, sebagian besar merupakan warga sipil. Di antara korban juga terdapat satu tentara yang tidak sedang bertugas.

Selain itu, lebih dari 3.238 orang mengalami cedera dan harus dirawat di rumah sakit. Dari jumlah tersebut, 23 orang mengalami luka parah, sementara banyak lainnya mengalami stres akut akibat trauma yang dialami.

Respons Cepat dan Kekuatan Tim Penyelamat

Kolaborasi cepat antara pasukan penyelamat dan petugas darurat menjadi kunci dalam operasi penyelamatan yang dilakukan. Pinto dan timnya bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan korban yang terjebak di bawah puing-puing. Mereka menggunakan peralatan khusus dan teknik penyelamatan modern untuk memastikan setiap korban bisa ditemukan dan dikeluarkan dari lokasi berbahaya.

Proses penyelamatan ini tidak hanya membutuhkan keahlian teknis, tetapi juga ketahanan mental dan fisik yang kuat. Para petugas menghadapi situasi yang sangat menegangkan, dengan risiko terkena serangan tambahan dan kondisi lingkungan yang tidak aman. Namun, semangat untuk menyelamatkan nyawa manusia membuat mereka tetap bersemangat dan fokus pada tugas utama.

Dampak Psikologis dan Kesehatan Korban

Selain kerusakan fisik, dampak psikologis dari serangan ini juga sangat signifikan. Banyak korban mengalami stres akut dan trauma yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi normal. Dalam beberapa kasus, para korban bahkan memerlukan bantuan psikolog untuk memulihkan kondisi mental mereka.

Pinto mengakui bahwa situasi seperti ini tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pada para pekerja medis dan penyelamat. Mereka juga mengalami tekanan mental yang berat, terutama karena jumlah korban yang sangat besar dan kondisi darurat yang terus berlangsung.

Pelajaran dan Refleksi

Peristiwa ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana keamanan nasional dan kesiapan militer sangat krusial dalam menghadapi ancaman eksternal. Selain itu, pengalaman Pinto dan timnya juga menunjukkan betapa pentingnya koordinasi dan kerja sama antar lembaga dalam situasi krisis.

Serangan Iran pada tahun lalu bukan hanya sekadar insiden kekerasan, tetapi juga menjadi momen penting dalam sejarah pertahanan negara. Bagaimana respons cepat dan tangguh dari pasukan militer serta tenaga penyelamat telah membantu mengurangi jumlah korban jiwa dan kerusakan yang terjadi.

Dengan pengalaman ini, banyak pihak berharap dapat belajar dari kejadian tersebut dan terus meningkatkan kesiapan serta kapasitas dalam menghadapi ancaman serupa di masa depan.

Related posts