Kenaikan Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak di Kabupaten Lebak
Anggota DPRD Banten Fraksi PDIP, Emuy Mulyanah menyampaikan kekhawatirannya terkait peningkatan jumlah korban kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Lebak. Dari data yang diperoleh, sepanjang Januari hingga Juli 2025, tercatat sebanyak 124 orang menjadi korban kekerasan seksual.
Beberapa jenis kekerasan yang terjadi antara lain pelecehan seksual terhadap anak, persetubuhan, anak berhadapan dengan hukum (ABH), sodomi, pengeroyokan, dan pemerkosaan. Namun, yang paling banyak adalah kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Emuy mengungkapkan rasa prihatinnya sebagai seorang perempuan melihat kondisi ini. Ia menilai bahwa korban paling rentan adalah anak-anak, sehingga penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam mencegah hal tersebut.
Peran Orang Tua dalam Melindungi Anak
Menurut Emuy, peran orang tua sangat krusial dalam menjaga keselamatan anak-anak. Ia menyarankan agar orang tua lebih aktif mengawasi kehidupan anak mereka, terutama dalam hal kebebasan dan interaksi sosial. Menurutnya, banyak kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan terdekat, seperti keluarga atau teman dekat.
“Orang tua tidak boleh acuh terhadap kebebasan anak-anak. Jangan biarkan anak-anak terlalu bebas tanpa pengawasan,” ujarnya. Ia juga menyarankan agar orang tua rutin berkumpul dengan anak dan membicarakan perkembangan serta kebutuhan anak secara terbuka.
Selain itu, penggunaan media sosial oleh anak-anak juga harus diawasi. Emuy menegaskan bahwa anak-anak cenderung ingin tahu dan mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak sesuai. Oleh karena itu, orang tua perlu membatasi akses media sosial dan mengarahkan anak-anak pada aktivitas positif seperti membaca buku, mengaji, atau belajar.
Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan
Selain peran orang tua, Emuy juga menyoroti tanggung jawab guru dalam memberikan pemahaman tentang bahaya kekerasan seksual kepada siswa. Ia menyesalkan jika ada oknum guru yang terlibat dalam kasus tersebut, yang justru merugikan murid-muridnya sendiri.
Ia menyarankan kepada kepala sekolah untuk lebih teliti dalam mengawasi guru-guru, terutama saat ada guru baru yang direkrut. Tes psikologi bisa menjadi salah satu langkah awal untuk memastikan kelayakan seseorang menjadi pendidik.
Pentingnya Pelaporan dan Kolaborasi
Emuy juga mengajak orang tua untuk tidak malu atau takut melaporkan kejadian kekerasan seksual yang terjadi di lingkungannya. Ia menilai bahwa kebiasaan masyarakat yang cenderung menutupi kasus semacam ini justru memperparah situasi. Dengan melaporkan, masyarakat dapat membantu mengidentifikasi dan menangani para pelaku kekerasan.
Ia menekankan bahwa pencegahan kekerasan seksual tidak hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi memerlukan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat. Termasuk pemerintah, aparat penegak hukum, masyarakat luas, dan tokoh-tokoh setempat.
“Kita harus saling mendukung, terutama dalam lingkungan keluarga. Dengan kerja sama yang baik, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak,” tutupnya.



