Mengapa Ayam Petelur Selalu Menghasilkan Telur Setiap Hari?

Mengapa Ayam Petelur Selalu Menghasilkan Telur Setiap Hari?

Mengapa Ayam Peternakan Bisa Bertelur Setiap Hari?

Telur adalah salah satu makanan yang sangat populer di seluruh dunia. Tidak hanya lezat, telur juga kaya akan protein, mineral, dan vitamin. Namun, tahukah kamu bahwa telur yang kita konsumsi sehari-hari tidak berasal dari ayam jantan? Telur yang kita makan berasal dari ayam betina yang tidak dibuahi oleh pejantan. Maka dari itu, telur tersebut tidak akan berkembang menjadi anak ayam, bahkan jika dierami atau ditempatkan di ruang inkubasi.

Selain itu, ada hal menarik lainnya tentang telur yang dihasilkan oleh ayam betina. Salah satunya adalah kemampuan ayam peternakan untuk menghasilkan telur secara terus-menerus. Berbeda dengan hewan bertelur lainnya di alam liar, ayam peternakan bisa memproduksi telur setiap hari. Apa penyebabnya? Mari kita cari tahu.

Read More

Kapan Ayam Peternakan Mulai Bertelur?

Ayam peternakan memiliki berbagai jenis, dan setiap jenis memiliki usia mulai bertelur yang berbeda. Misalnya, di Indonesia, ayam leghorn, ISA brown, dan Rhode Island Red cukup populer. Secara umum, ayam petelur mulai bertelur pada usia 5–6 bulan. Namun, beberapa jenis ayam seperti silkie dan barnevelder butuh waktu lebih lama, yaitu sekitar 8–10 bulan.

Setelah mencapai usia tertentu, ayam peternakan juga memiliki batas usia maksimal sebelum berhenti bertelur. Rata-rata, ayam berhenti menghasilkan telur pada usia 6–7 tahun. Namun, ada jenis ayam seperti lohmann brown, golden comet, dan araucana yang mulai berhenti bertelur pada usia 1–3 tahun karena mereka sudah mulai bertelur sejak usia 16–19 minggu.

Beberapa tanda juga bisa mengindikasikan bahwa ayam akan segera bertelur. Contohnya, warna jengger dan pial yang berubah menjadi merah cerah, aktivitas yang meningkat, nafsu makan yang lebih besar, dan kebiasaan berjongkok layaknya sedang kawin. Saat menunjukkan tanda-tanda ini, para peternak biasanya memberikan cahaya yang cukup di sekitar kandang dan mengganti pakan sesuai kebutuhan.

Berapa Lama Siklus Bertelur Ayam Peternakan?

Rata-rata, ayam petelur mampu menghasilkan satu butir telur dalam waktu 24–26 jam. Dalam kasus yang sangat jarang, ayam bisa menghasilkan dua butir telur dalam sehari. Jika dirata-ratakan, seekor ayam peternakan dapat menghasilkan sekitar 300 butir telur per tahun.

Perbedaan ini sangat jelas jika dibandingkan dengan ayam di alam liar. Ayam betina di alam liar hanya akan bertelur saat kondisi lingkungan mendukung dan sumber makanan cukup. Di luar musim kawin, ovarium ayam liar akan “mengecil” karena proses bertelur membutuhkan energi yang besar. Jika tidak diperlukan, ayam liar akan menghemat energi tersebut.

Namun, ada persamaan antara ayam betina di peternakan dan alam liar. Keduanya tetap bisa bertelur tanpa adanya jantan. Yang penting, selama masa bertelur, ayam betina akan terus menghasilkan telur sampai musim berganti atau usia maksimal bagi ayam peternakan.

Mengapa Ayam Peternakan Bisa Bertelur Terus-Menerus?

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan melacak sejarah manusia dalam beternak ayam. Gen bernama thyroid-stimulating hormone receptor (TSHR) yang berperan dalam produksi telur telah dipilih oleh manusia sejak tahun 1920-an. Meskipun pada masa itu ilmu pengetahuan masih terbatas, manusia mulai memilih ayam-ayam yang bertelur lebih cepat dan lebih banyak.

Proses pemilihan ini dilakukan secara selektif, sehingga keturunan ayam yang dihasilkan memiliki gen TSHR dalam jumlah besar. Hal ini meningkatkan kemampuan ayam peternakan dalam menghasilkan telur. Seiring waktu, manusia juga mengembangkan berbagai jenis ayam petelur yang disesuaikan dengan lokasi geografis, hasil produksi, dan cara perawatan yang berbeda-beda.

Dengan demikian, kita belajar bahwa campur tangan manusia bisa memengaruhi genetik dan perilaku hewan. Dari spesies yang awalnya liar, manusia berhasil membentuk ayam peternakan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Proses ini membutuhkan waktu, ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang cukup panjang. Siapa sangka, dari sebuah telur yang sering kita masak, kita bisa belajar banyak hal.

Related posts